BAHITOM BERBENAH MENUJU DESA WISATA
Oleh: Davit Purwodesrantau
Palangka Raya--- Bupati Kabupaten Murung Raya (Mura) mendukung kegiatan WWF dalam mengagas desa Bahitom sebagai salah satu desa percontohan wisata berbasis agribisnis di Mura. Beliau menilai bahwa demplot pertanian dampingan WWF Indonesia Kalimantan Tengah merupakan inisiasi yang sangat baik untuk meningkatkan kesadaran masyarakat dalam bercocok tanam.
Dalam membangun Desa Wisata Bahitom dilakukan melalui proses yang panjang dan matang. Untuk itu, Pemerintah Kabupaten Murung Raya dan Pemerintah Desa Bahitom bekerjasama dengan WWF Indonesia Kalimantan Tengah melakukan pendampingan dalam persiapan mewujudkan Desa Wisata Bahitom. Saat ini, Desa Bahitom sedang berbenah diri untuk menjadi desa agrowisata.
Bupati Mura, Drs Perdie MA, serius menanggapi hal ini. Melalui Surat Keputusan Bupati Mura Nomor: 188.45/383/2016 tentang Kelompok Kerja Pembangunan Desa Wisata Bahitom. Terlihat keseriusan Pemerintah Kabupaten Mura dengan melaksanakan program pemberdayaan masyarakat desa. Diharapkan Kelompok Kerja ini dapat sesegera mungkin untuk melakukan persiapan dan pembenahan Desa Bahitom agar siap menjadi desa agrowisata yang tentunya menjadi daya tarik bagi wisatawan datang ke Mura.
Oleh karena itu, Pemerintah Kabupaten Mura bersama dengan Pemerintah Desa Bahitom yang didukung dan difasilitasi oleh WWF Indonesia Kalimantan Tengah akan meluncurkan program Desa Wisata. Diharapkan dengan adanya desa wisata ini dapat memperkenalkan keindahan Mura ke tingkat nasional dan dunia. Konsep pengembangan desa agrowisata Bahitom mengintegrasikan konsep pertanian ramah lingkungan (organic farming) dengan pemberdayaan masyarakat dalam kemasan ekowisata.
Dalam peninjauan lapangan pada 14 Februari 2017, Bupati Mura mengatakan, saat difasilitasi WWF Indonesia Kalimantan beliau melakukan kunjungan di beberapa tempat yang ada di Yogyakarta pada bulan Oktober 2016 lalu, Ia melihat potensi di Mura tidak kalah dibandingkan di daerah lain khususnya di luar Kalimantan. “Kita punya areal yang luas, tingkat kesuburan tanah yang baik, dan dukungan dari pemerintah daerah, tinggal permasalahan mendasar apakah kita masyarakat mau melaksanakannya atau tidak. Demplot ini hal yang baik dan patut dikembangkan,” kata Bupati.
Bupati mengatakan, dalam kurun waktu dua tahun terakhir, WWF Indonesia Kalteng telah memberikan fasilitasi pembelajaran peningkatan kapasitas masyarakat, salah satunya dengan membangun demplot pertanian organik yang nantinya akan dikelola oleh masyarakat Bahitom sebagai salah satu alternatif tujuan wisata khususnya wisata pendidikan lingkungan.
“Adanya lokasi pertanian organik di Bahitom seluas 5,6 Ha yang telah difasilitasi oleh WWF ini menjadi modal bagi kita untuk mengembangkan dan mengemas paket-paket wisata berdasarkan kearifan lokal yang ada,” kata Bupati.
Kegiatan ini dilaksanakan bertepatan dengan dimulainya praktik magang lapangan para siswa SMKN 1 Murung Raya di Desa Bahitom. Selain itu nanti akan diresmikan lokasi plot percontohan pertanian organik Bahitom yang difasilitasi oleh WWF Indonesia Kalimantan Tengah.
Dalam kegiatan tersebut, Bupati berkeliling demplot dan sempat menikmati hasil pengolahan singkong dan jamur yang dibudidayakan. Selain itu, Bupati juga berjanji akan memberikan bantuan 4 ekor sapi.
Bahitom cukup layak untuk dikembangkan menjadi Desa Prioritas Pembangunan khususnya pengembangan agrowisata. Dengan luas wilayah 56 km2, Bahitom memiliki prospek pembangunan yang menjanjikan. Mayoritas masyarakat Desa Bahitom adalah petani. Kondisi daerah yang subur memberikan keuntungan tersendiri.
Desa ini memiliki kebun karet yang tersebar luas di beberapa wilayahnya. Selain itu, potensi hutan masih terjaga,karena sebagian masyarakat masih mengandalkan hasil hutan untuk kebutuhan hidup. Kawasan hutan Desa Bahitom masuk ke dalam wilayah kerja KPH Unit II Murung Raya.
Sementara itu, Muller Schwaner Arabela Landscape Leader Ambang Wijaya mengatakan, penetapan Desa Bahitom untuk menjadi desa wisata telah melalui berbagai tahapanproses. “Sebelum diputuskan bersama oleh masyarakat Desa Bahitom untuk membangun percontohan Desa Agrowisata Bahitom ini, kami bersama Bapak Bupati dan jajaran terkait sudah mengunjungi dua desa di Yogyakarta yang telah menerapkan konsep ini terlebih dulu” terang Ambang.
Dengan adanya kegiatan pemanfaatan jasa lingkungan berupa agrowisata di Desa Bahitom, hal ini diharapkan dapat menambah penghasilan masyarakat, pemasukan untuk desa dan pemerintah daerah. Hal ini juga akan berkontribusi dalam upaya mengurangi tekanan dan potensi perusakan lingkungan di Bahitom itu sendiri.
Konsep Desa Wisata yang akan dikembangkan di Bahitom adalah Wisata Pendidikan Lingkungan dan outbond. Untuk sementara kegiatan hanya ditujukan kepada sekolah-sekolah yang ada di Ibukota Murung Raya, Puruk Cahu. Namun kelak diharapkan wisata ini akan diterima oleh masyarakat luas.
---dpd---
Untuk Informasi lebih lanjut bisa menghubungi:
Ambang Wijaya, Muller Schwaner Arabela Landscape Leader
Email : [email protected]
Correspondent : Davit Purwodesrantau, [email protected]