HUDOQ, TARIAN LELUHUR DARI HULU MAHAKAM
Oleh: Ari Wibowo, Community Organizer di Kutai Barat, Kalimantan Timur, WWF-Indonesia
Editor: Arum Kinasih, WWF HoB Communication Assistant
Ini merupakan sebuah cerita tentang penghormatan orang Dayak kepada bumi dan alam. Tentang orang-orang yang percaya bahwa restu leluhur menjadi keutamaan untuk tanah yang subur. Tarian persembahan kepada bumi dan ritual permohonan kepada Yang Maha Kuasa agar hasil pertanian mereka diberikan hasil yang melimpah ruah menjadi salah satu cara untuk mengucap syukur. Tradisi itu lazim dikenal dengan Hudoq.
Hudoq merupakan perwujudan paras Roh/Dewa Hunyang Tenangan, dewa pemelihara padi yang diutus oleh penguasa Apo Lagaan (Khayangan) yang bernama Ine Aya'. Kedatangan para roh dewa ke bumi adalah untuk menjawab doa manusia yang sedang melakukan Menugal, sebuah proses pemberitahuan kepada para leluhur dan dewa di khayangan bahwa suku Dayak akan melakukan penanaman padi, jagung dan tebu di ladang mereka. Untuk mengharapkan keberkahan dari Dewa, tidak cukup hanya dengan Menugal, suku Dayak Mahakam Ulu akan menyiapkan tarian Hudoq yang merupakan warisan turun-temurun di keluarganya.
Kini, setiap setahun sekali, Dayak Mahakam Ulu yang tinggal di Kampung Long Lunuk, Kecamatan Long Pahangai, sebuah kampung yang terletak jauh di pedalaman Jantung Borneo di Kalimantan Timur mengadakan Festival Hudoq Pekayang yang harus dihadiri oleh 11 kampung yang ada disana. Hudoq Pekayang merupakan upacara wujud syukur bulan tanam tunggal. Hudoq artinya topeng, Pekayang artinya saling mengunjungi.
Biasanya tiap rumah memiliki topeng Hudoq untuk menyambut pesta rakyat. Topeng Hudoq yang terbuat dari kayu Jelutung ini akan disisipkan dengan daun-daun pisang yang masih segar untuk menguatkan kesan dewa yang memberkati kehidupan.
Menurut mitos, topeng Hudoq ini merupakan ciptaan roh diluar manusia, dalam bahasa lokal disebut Tok Jeliwan Tok Hudoq. Jeliwan artinya ular kobra, tok artinya roh dan Hudoq artinya topeng. Topengnya sendiri berbentuk macam-macam, namun kebanyakan topeng Hudoq akan menyerupai bentuk burung.
Karena para Roh ini merupakan mahkluk yang agung dan dimuliakan dengan berbagai macam bentuk wujud aslinya, untuk mencegah manusia di bumi akan menjadi kualat/kaget ketika melihat wujud dari para roh tersebut, maka para penari Hudoq yang berperan sebagai penjaga gerbang antara Khayangan dan Bumi membuatkan topeng untuk dikenakan oleh para roh ini ketika bertemu dengan manusia bumi.
Suku Dayak Mahakam Ulu percaya bahwa para roh ini ada yang berasal dari dalam air, ujung langit, ujung bumi, bawah tanah, dan ada pula yang berasal dari tanah khayangan. Jenis kebaikan yang mereka bawa pun berbagai macam, ada yang membawa roh padi agar padi tumbuh dengan sehat dan berlimpah, ada yang membawa roh binatang buruan agar mudah diburu oleh manusia, ada yang membawa roh ikan agar berlimpah, ada yang membawa roh tanaman buah agar dapat berbuah banyak, ada pula yang membawa roh harta benda, roh kesehatan, dan lain-lain.
Pada tanggal 14-16 Oktober 2018, Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur akan mengadakan Festival Hudoq Pekayang di Kampung Long Lunuk, Kecamatan Long Pahangai, Kabupaten Mahakam Ulu, Kalimantan Timur. Pada festival tahun ini, diperkirakan akan ada kurang lebih 400 penari Hudoq yang turut serta memeriahkan festival tersebut. Festival Hudoq di Kampung Long Lunuk ini dikelola mandiri oleh masyarakat disana yang masih teguh mempertahankan budaya dan spiritual adat mereka.
Selain itu, akan diselenggarakan pula Festival Hudoq Cross Border di Kabupaten Mahakam Ulu, Provinsi Kalimantan Timur, yang akan dipusatkan di Kampung Ujoh Bilang, Kecamatan Long Bagun, Kabupaten Mahakam Ulu, Kalimantan Timur pada 23-27 Oktober 2018 dengan berbagai rangkaian kegiatan, seperti pentas seni, lomba dayung, dan sejumlah lomba tradisional.