MENGENAL PENYU DAN HUTAN MANGROVE BERSAMA PANDA MOBILE WWF-INDONESIA
Penulis: Azhari Lubis (Volunteer Panda Mobile)
Panda Mobile WWF-Indonesia mengunjungi Sekolah Alam Cendekia Bogor pada Kamis (19/10). Kunjungan Panda Mobile ke sekolah ini dalam rangka memberikan edukasi tentang penyu dan hutan mangrove sebagai bekal bagi para siswa yang akan melakukan kegiatan edukasi di Pulau Seribu tentang penyu dan mangrove.
Semangat para siswa dipompa dengan gerakan tarian “Ramsamsam”. Suasana hangat dan ceria setelah gerak badan tersebut membuat mereka lebih bersemangat dan fokus dalam menerima materi yang disampaikan oleh tim Panda Mobile WWF-Indonesia. Kegiatan yang diikuti oleh lebih dari 75 siswa tersebut diawali dengan perkenalan pada berbagai program konservasi yang dilakukan oleh WWF-Indonesia dan enam satwa payung yang dilindungi. Setelah itu, mereka diajak menonton film “Quartet at the Crossroads”. Di akhir tayangan, volunteer Panda Mobile menjelaskan pesan yang terkandung dalam film tersebut.
Materi tentang hutan mangrove disampaikan oleh salah satu volunteer Panda Mobile, Azhari Lubis kepada para siswa dalam sebuah presentasi. Azhari menjelaskan manfaat dari hutan mangrove dan dampak yang diberikan apabila hutan mangrove tidak ada di bibir pantai pulau-pulau. “Pohon mangrove selain menjadi tempat tinggal hewan juga berfungsi untuk menjaga manusia karena dapat menahan abrasi. Dengan menjaga mangrove, maka kita menjaga keutuhan hidup alam ini,” jelas Azhari.
Presentasi tentang mangrove kemudian diikuti dengan penjelasan tentang penyu oleh Sani Firmansyah, Supporter Center Officer WWF-Indonesia. Sani menjelaskan tentang habitat penyu, jenis-jenis penyu, cara hidup penyu, pakan penyu, cara penyu bertelur dan berkembang biak, serta ancaman terhadap penyu. Pengenalan tentang penyu juga diberikan dalam bentuk video yang menayangkan tentang perjalanan penyu hasil dari rekaman kamera yang dipasang di cangkang penyu.
Usai presentasi, Sani dan Azhari mengajukan pertanyaan kepada para siswa Sekolah Alam Cendekia mengenai presentasi yang sudah diberikan. Mereka sangat antusias menjawab setiap pertanyaan yang diberikan. Beberapa siswa juga melontarkan pertanyaan kepada tim Panda Mobile. “Kak boleh nggak kalau saya pelihara penyu?” tanya Azka, siswa kelas 3. “Tentu tidak. Karena kalau penyu dipelihara, nanti keseimbangan di laut akan terganggu. Kalau nggak ada penyu di laut, ubur-ubur sebagai makanannya akan semakin banyak dan bisa mengganggu,” jawab Sani.
Kunjungan Panda Mobile ditutup dengan berfoto bersama dan penyampaian pesan-pesan oleh tim Panda Mobile kepada para siswa yang akan berangkat ke Pulau Seribu agar selalu menjaga lingkungan dengan tidak membuang sampah sembarangan, apalagi membuang sampah ke laut. Mereka juga menekankan kepada para siswa untuk mengurangi penggunaan plastik sekali pakai.