PANDA MOBILE MENGENALKAN SEKOLAH CITA PERSADA TENTANG BERBAGAI PROFESI DALAM BIDANG KONSERVASI
Kamis (23/01) lalu, Sekolah Cita Persada Depok kedatangan Panda Mobile WWF-Indonesia. Pihak sekolah mengundang tim Panda Mobile untuk mengisi seminar dalam Career Day dengan tema Earth is Our Home-Work for a Better Earth.
Acara dimulai pada pukul 09.00, diawali dengan perkenalan dari perwakilan tim Panda Mobile yaitu Kak Sani Firmansyah dan Kak Resti Octaviani di depan 53 orang siswa kelas 4-6 dan staf pengajar. Sebelum memulai presentasi, semua siswa diajak untuk melakukan senam A Ram Sam Sam. Gerakan yang mengasah saraf motorik anak tersebut berhasil membuat suasana menjadi lebih cair dengan gelak tawa di sela-sela senam.
“ Ada yang sudah tahu kepanjangan dari WWF?” tanya Kak Sani membuka materi presentasi.
“World Wide Fund for Nature,” jawab para siswa serentak.
Hampir semua siswa di Sekolah Cita Persada sudah mengetahui kepanjangan dari WWF. Sepertinya, mereka sudah mencari tahu tentang organisasi lingkungan ini sebelum Career Day yang khusus dihadiri WWF-Indonesia itu. Materi yang disampaikan Kak Sani berlanjut mulai dari pengenalan sejarah WWF yang didirikan pada 1 September 1961 dengan sekretariat pusat di Gland Swiss. Lalu, Kak Sani menceritakan perjalanan WWF-Indonesia untuk pertama kalinya dalam penelitian Badak Jawa di Ujung Kulon Banten pada 1962.
Pemaparan tim Panda Mobile berikutnya adalah tentang kondisi alam Indonesia. Negeri ini memiliki hutan tropis terbesar ketiga di dunia. Hutan Indonesia yang menyimpan keanekaragaman flora dan fauna menjadi rumah, penyedia makanan, serta tempat berkembangbiak bagi berbagai jenis hewan dan tumbuhan. Selain itu, hutan juga memberikan air, makanan, hingga oksigen bagi manusia. Jadi, manusia tidak bisa hidup tanpa hutan.
Namun, manusia sendiri yang melakukan perburuan hewan liar, menyebarkan polusi, dan menyebabkan perubahan fungsi lahan sehingga mengancam keberlangsungan hidup hutan. Akibat perbuatan manusia, kini banyak hewan yang hampir punah. Padahal, ketiadaan hewan di satu area hutan juga bisa mengakibatkan ketidakseimbangan ekosistem. Hal ini disebabkan karena setiap makhuk hidup memiliki peran untuk menjaga keberlangsungan hidup hutan.
Fakta bahwa hutan, flora, dan fauna Indonesia sedang menghadapi ancaman serius, mendorong WWF-Indonesia untuk melakukan upaya konservasi alam. WWF-Indonesia ada untuk menjaga dan mengelola ekosistem serta keanekaragaman hayati Indonesia secara berkelanjutan dan merata, untuk kesejahteraan generasi sekarang dan yang akan datang. Kerja konservasi WWF-Indonesia disusun dalam berbagai program yang berfokus pada kelestarian hutan, laut dan sumber daya laut, serta pemberdayaan manusia. Salah satu program kerja WWF-Indonesia ditujukan untuk konservasi hewan yang hampir punah. Dalam hal ini, WWF-Indonesia mengelompokkan enam hewan sebagai satwa payung, yaitu Harimau Sumatera, Badak Jawa, orangutan, Gajah Sumatra, hiu paus, dan penyu.
Setiap program yang dijalankan WWF-Indonesia didukung oleh para profesional. Sebagai contoh, orang-orang yang punya keahlian dalam konservasi harimau di hutan bertugas memantau habitat hewan berbadan loreng tersebut melalui camera trap. Selain menjelaskan tentang jenis pekerjaan, tim Panda Mobile juga mengenalkan alat kerja yang dipakai di lapangan. “Ini adalah kamera untuk camera trap yang biasa digunakan oleh tim kami. Biasanya disimpan di atas pohon dan dicek dalam kurun waktu tertentu,” papar Kak Sani sambil menunjukkan camera trap di hadapan para siswa.
Selain pemaparan materi tentang jenis profesi dalam upaya pelestarian alam, tim Panda Mobile juga menyampaikan pesan konservasi kepada para siswa. Harapannya, peserta dapat menjaga lingkungan dengan menerapkan gaya hidup hijau dalam setiap kegiatan sehari-hari.
“Teman-teman, apa yang bisa kita lakukan untuk menyelamatkan alam?” kata Kak Resti kepada siswa kelas 4-6.
“Membawa alat makan sendiri!”
“Membawa tumbler!”
“Melakukan recycle!”
Berdasarkan jawaban tersebut, ternyata sebagian besar siswa sudah mengetahui berbagai kegiatan sederhana yang bisa dilakukan untuk menjaga kelestarian alam. Kak Resti pun melanjutkan dengan penjelasan mengenai gaya hidup ramah lingkungan. Pertama, hemat listrik dengan cara mematikan seluruh peralatan listrik yang tidak digunakan, memilih lampu yang hemat energi, dan mengeringkan pakaian dengan sinar matahari. Kedua, hemat air dengan cara mematikan keran ketika sedang tidak digunakan, memakai air bekas mencuci sayuran untuk menyiram tanaman, hingga dan mandi menggunakan shower. Selain itu, Kak Resti juga berpesan untuk tidak mengabaikan kerusakan pipa, karena tetesan air yang bocor selama sehari bisa terkumpul sebanyak 13 liter!
Kemudian, penerapan gaya hidup ramah lingkungan yang ketiga adalah menggunakan tissue dengan bijak, memanfaatkan dua sisi kertas, dan menggunakan kertas yang sudah tidak terpakai. Keempat, melakukan reduce, reuse, dan recycle. Caranya denganmengurangi penggunaan peralatan sekali pakai, memilih baterai yang dapat diisi ulang (charge), mendaur ulang peralatan yang sudah digunakan, membawa tempat makan, minum, dan alat makan sendiri. Penjelasan Kak Resti tentang gaya hidup ramah lingkungan ini mendapat tanggapan dari peserta. “Kak, aku sudah pernah membuat creative craft dari kaleng bekas menjadi tempat pensil,” kata salah seorang siswi kelas 5 dengan semangat.
Usai kegiatan, para siswa berfoto bersama kakak-kakak dari tim Panda Mobile. Pihak sekolah berharap para siswa mendapat pengetahuan mengenai ragam pekerjaan yang berhubungan dengan lingkungan hidup. Dengan demikian, para siswa dapat menentukan cita-cita profesi yang ingin dicapai di kemudian hari. Jika terpanggil untuk memilih profesi di bidang konservasi, maka mereka akan menjadi bagian dari orang-orang yang membaktikan diri demi bumi yang lebih baik.