WARGA SUKABANJAR PESISIR BARAT LAMPUNG KINI MENIKMATI LISTRIK DARI MICRO-HYDRO
Oleh: Hijrah Nasir
WWF Indonesia mendorong pemanfaatan pembangkit listrik micro-hydro (PLTMH) sebagai salah satu sumber energi terbarukan. Komitmen itu diwujudkan dengan memberikan bantuan 10 unit micro-hydro kepada masyarakat di Desa Sukabanjar, Kecamatan Bengkunat, Kabupaten Tanggamus, Provinsi Lampung sejak 2015 dengan dukungan WWF Jepang dan Toyota.
Pada tanggal 10 Maret 2017 lalu, WWF bersama Toyota mengadakan monitoring pemanfaatan micro-hydro oleh masyarakat di Desa Sukabanjar. Kegiatan monitoring ini juga dihadiri oleh Bupati Pesisir Barat, Dr. Drs. Agus Istiqlal, SH, MH, yang didampingi oleh Kepala SKPD Kabupaten Pesisir Barat. Dalam kunjungannya, Bupati menyambut baik upaya dari WWF Indonesia yang telah membantu masyarakat melalui pengadaan PLTMH di wilayah yang selama ini belum teraliri listrik dari PLN.
Program PLTMH ini dijalankan oleh warga Sukabanjar melalui sistem kelompok, dimana 10 unit micro-hydro dikelola oleh 10 kelompok yang dipimpin oleh 1 kelompok induk dengan 185 anggota yang ditempatkan di 2 lokasi yakni Siring Balak dan Tatasan. Kelompok yang diberi nama Sukamaju ini dipimpin oleh Pak Eli Suheli. Sejak 2015, masyarakat dibantu oleh WWF Indonesia telah mengadakan survey lokasi micro-hydro. Penentuan lokasi pemasangan micro-hydro harus memperhitungkan debit air sehingga membutuhkan waktu. Baru pada Maret 2016, survey dilakukan di Way Tatasan. Melalui gotong royong, masyarakat Sukabanjar akhirnya berhasil membangun 10 unit micro-hydro dalam waktu dua bulan.
Dalam sambutannya, Pak Eli mengungkapkan bahwa program PLTMH ini sangat bermanfaat bagi masyarakat di desa Sukabanjar. Manfaat yang dirasakan langsung oleh mereka antara lain membantu aktivitas ekonomi masyarakat. Dengan adanya listrik, kini ibu-ibu di desa Sukabanjar yang sebelumnya menggiling kopi dengan cara manual kini dapat menggiling kopi dengan mesin penggiling. Penerangan dari PLTMH ini juga membantu anak-anak sekolah agar bisa belajar di malam hari. Selain itu, masyarakat kini sudah bisa menggunakan mesin air tanpa harus berjalan jauh ke sungai untuk mengambil air. Masyarakat pun mengaku bisa mendapatkan informasi baru dengan adanya TV di rumah mereka. Selain itu, PLTMH juga digunakan untuk mengoperasikan kantor pekon Sukabanjar.
Sebelum adanya PLTMH ini, warga Sukabanjar menggunakan diesel dengan mengisi solar minimal 2 liter permalam dengan pengeluaran rata-rata Rp 600.000/bulan. Dengan menggunakan micro-hydro, mereka hanya perlu membayar Rp 50.000/bulan untuk biaya perawatan yang dibayarkan tiap bulannya ke pengurus kelompok micro hydro Sukamaju. Namun dari 678 rumah tangga yang ada di desa ini, baru 185 rumah tangga yang menjadi beneficiaries dari PLTMH ini. Sisanya masih memanfaatkan diesel, solar panel, dan penerangan dari lampu minyak tanah.
Pak Eli juga berharap ke depannya ada bantuan 2 unit mycro hidro lagi untuk mereka, karena ada 1 dusun yang belum mendapatkan listrik dan terisolir. Ia juga berharap pemerintah kabupaten memperbaiki akses jalan ke desa mereka yang selama ini terisolir dan perekonomiaannya kurang berkembang karena kondisi jalan dan jembatan yang buruk.
Melalui kunjungan ini, Bupati Pesisir Barat berjanji akan memperbaiki akses jalan dan jembatan di desa tersebut tahun ini. Dalam sambutannya, ia mengapresiasi upaya dari WWF dan Toyota atas bantuan 10 unit micro-hydro ini. Ia juga menambahkan bahwa konservasi hewan liar adalah hal penting untuk menjaga ekosistem, namun demikian perlu ada keseimbangan antara alam dan manusia.
Sementara dalam sambutannya, Project Leader WWF Indonesia TNBBS Project, Job Charles mengungkapkan bahwa WWF Indonesia telah bekerja di Kabupaten Pesisir Barat sejak 2009 dengan mendampingi masyarakat dalam melakukan penanganan dan mitigasi konflik manusia dan satwa. Di awal tahun 2016, WWF Indonesia juga menandatangani MoU dengan Pemerintah Kabupaten Pesisir Barat dalam rangka pelaksanaan pembangunan hijau dan mendorong pembangunan ekonomi berkelanjutan.
Hadir memberikan sambutan, Perwakilan Toyota, Keiko Mitsui berharap PLTMH ini dapat dimanfaatkan dengan baik oleh masyarakat Sukamaju. ”Kami berharap masyarakat tetap bisa menjaga lingkungan sekitar. Selanjutnya untuk pemeliharaan PLTMH ini, kami serahkan kepada masyarakat Sukabanjar, dalam hal ini kelompok Sukamaju.” jelasnya.