CONSERVATION THROUGH EDUCATION TRAVEL BERSAMA MARINE BUDDIES JAKARTA DI PULAU TIDUNG
Oleh: Nining Rahayu (Marine Buddies Jakarta Coordinator)
Kepulauan Seribu merupakan salah satu wilayah yang cukup terkenal berkat keindahan alam dan potensi wisatanya. Letaknya yang berada di Ibu kota menjadikan Kepulauan Seribu sebagai destinasi wisata pilihan masyarakat urban. Salah satu pulau yang tergabung dalam gugusan kepulauan di sana ialah Pulau Tidung. Pulau Tidung cukup terkenal dan paling banyak menyita perhatian wisatawan berkat keindahan alam yang dimilikinya. Ini menjadi alasan Komunitas Marine Buddies Jakarta menyelenggarakan CORAL (Conservation through education travel) trip to Pulau Tidung pada 15-16 Juli lalu bersama dengan 23 peserta lainnya dengan latar belakang yang beragam.
Untuk mencapai Pulau Tidung dibutuhkan kurang lebih 3 jam perjalanan dari Pelabuhan Kali Adem menggunakan kapal. Pulau Tidung terdiri atas dua bagian, yakni Pulau Tidung Besar dan Pulau Tidung Kecil, keduanya dihubungkan dengan jembatan panjang yang oleh masyarakat setempat dinamakan Jembatan Cinta dan menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan. Pak Ghiver selaku guide lokal menyambut peserta trip dengan antusias. Beliau tidak lupa untuk menjelaskan seluk beluk keindahan Pulau Tidung, “Dulu kondisi pulau tidung ini cukup bagus, namun lambat laun karena membludaknya wisatawan dan kurangnya kesadaran dari mereka membuat pulau tak lagi sebagus dulu”.
“Mengingat banyaknya wisatawan yang tidak jarang pula berasal dari luar daerah, alangkah baiknya bila Pula Tidung segera menjadi perhatian pemerintah DKI Jakarta, terutama untuk pengelolaan sampah, perbaikan infrastruktur dan transportasi yang aman.”, tambahnya.
Tepat pukul 13.00, di bawah naungan sinar matahari yang tidak terlalu terik saat itu, peserta mulai melakukan aktivitas jelajah pulau menuju Pulau Payung yang letaknya dapat ditempuh selama 30 menit dari Pulau Tidung. Rasa penasaran akan kekayaan biota laut membuat peserta semakin semangat melakukan snorkeling. Tidak lupa panitia mengingatkan bagaimana snorkeling yang baik, karena sebagian besar dari mereka baru pertama kali melakukannya. Usai snorkeling peserta melanjutkan aktivitas penanaman mangrove di Pulau Tidung Kecil. Pak Eric selaku perwakilan dari pihak kawasan konservasi Pulau Tidung menjelaskan bagaimana tata cara penanaman mangrove yang baik. “Penanaman kali ini kita menggunakan propagul, karena telah terbukti memiliki kelulushidupan mangrove yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan penggunaan bibit mangrove, propagul yang bisa digunakan juga yang sudah memiliki jumlah 5 daun” jelas Pak Eric.
Keesokan harinya aktivitas peserta dilanjutkan dengan kegiatan transplantasi karang. Pemilihan lokasi, jenis karang yang ditransplantasi, kesiapan masyarakat pengelola dan kualitas perairan, merupakan kunci keberhasilan transplantasi karang. Metode yang digunakan adalah media semen atau cor yang dicetak sedemikian rupa dan di bagian tengah di pasang pipa. Fungsi pipa yang dipasang di bagian tengah tersebut adalah sebagai tempat untuk mengikat terumbu karang anakan yang akan ditumbuhkan. Pengikatan terumbu karang anakan di media transplantasi menggunakan satu jenis terumbu karang yaitu Acropora sp. Pengikatan dilakukan dengan menempelkan terumbu karang di bagian pipa menggunakan tali hitam. Sebanyak 50 media transplantasi diletakkan di perairan Pulau Tidung.
Di akhir acara panitia dan peserta bersama-sama melakukan penilaian terhadap kawasan konservasi bahari di Pulau Tidung menggunakan aplikasi Marine Buddies. Besar harapan mereka agar penilaian dan pelaporan yang telah mereka berikan dapat segera ditindak lanjuti oleh pihak terkait agar kawasan konservasi bahari tetap lestari.