FESTIVAL DANAU SENTARUM BUKTI KEHARMONISAN MASYARAKAT PERBATASAN
Oleh: Bella
Wartawati Tribun Pontianak
Tulisan ini dibuat dalam rangka Pre-event Festival Danau Sentarum 2018
Penyelenggaraan Festival Danau Sentarum merupakan bukti keharmonisan masyarakat lintas batas antara Indonesia dengan Malaysia.
Hal itu karena, dalam pelaksanaan acara yang akan digelar pada 25-28 Oktober 2018 nanti, diberlakukan sistem pelintas batas (cross border) dari Malaysia dan Brunei Darussalam melalui Pintu Lintas Batas Negara (PLBN) Badau di Kabupaten Kapuas Hulu, Kalimantan Barat (Kalbar).
Komandan Satgas Pengamanan Perbatasan (Pamtas), Letkol Infantri Imam Wicaksana, mengatakan pada saat acara nanti, dengan berlakunya sistem tersebut, warga Malaysia bisa datang dan menyaksikan festival dengan menunjukkan kartu Identitas mereka.
"Nanti warga Malaysia yang datang bisa menunjukkan ICnya (Identitas Card), kalau ada event di Malaysia, kita (warga Indonesia) juga diberi kesempatan untuk datang," katanya saat ditemui di PLBN Badau, Kamis (27/9/2018).
Dalam perayaan festival nanti, Badau sendiri juga akan menjadi satu diantara lokasi penyelenggara kegiatan yang menjadi event Nasional dari Kementrian Pariwisata itu.
Dikutip melalu kompas.com, ada empat lokasi berbeda yaitu Putussibau sebagai kota kabupaten Kapuas Hulu, Lanjak sebagai kecamatan yang berada dalam Kawasan Danau Sentarum, Badau sebagai kota perbatasan dengan Malaysia, serta Sri Aman.
Dari data Kemenpar, wisatawan yang megunjungi Danau Sentarum saat FDS mencapai 7.865 orang, dengan 7.000 orangnya wisatawan mancanegara dari Malaysia.
Tahun ini, dengan mengangkat tema "Memacu Ekowisata Lintas Batas di Jantung Borneo", acara FDS 2018 terdiri dari beberapa rangkaian, diantaranya Danau Sentarum Cruise, Parade Perahu Tradisional, Sentarum Ethnic Music Festival, Kontes Arwana Super Red, Karnaval Budaya dan Festival Minum Madu serta pagelaran Seni Budaya dan Hiburan Masyarakat.
Dalam rangkaian kegiatan yang memasuki tahun keempat itu, juga digelar acara Danau Sentarum Expo serta berbagai lomba dan expedisi untuk memeriahkan festival.
Diantaranya Lomba dan expedisi masakan tradisional Kapuas Hulu, Lomba Olahraga Tradisional, Bersepeda di Jantung Borneo, Pemilihan Duta Danau Sentarum, dan Lomba Foto.
Tidak hanya sebagai bukti keharmonisan, bentuk kerjasama serupa antar kedua negara juga sebagai perekat bagi aparat maupun masyarakat di sekitar perbatasan.
Karena menurut Letkol Imam, bentuk kerja serupa juga sudah menjadi agenda rutin bagi kedua negara, sebelumnya, saat perayaan HUT RI, pada Agustus kemarin juga diberlakukan hal serupa bagi warga Malaysia yang ingin menyaksikan kemeriahan moment 17 Agustus dan begitu sebaliknya.
"Kami (TNI) dengan TDM (Tentera Diraja Malaysia) selalu melakukan koordinasi, ada juga patroli bersama, setahun sekali diadakan Unit Commander Meeting, sebuah bukti keharonisan kami," terangnya.
Beliau juga menerangkan bahwa selama ini tidak ada penolakan dari masyarakat, maupun dari Malaysia dan juga dari aparat.
"Mungkin yang disebut tegang itu terkait kesalahan, orang Indonesia yang jelas nyelundup pasti tegang, begitu sebaliknya kalau masyarakat Malaysia terkait sindikat ketemu aparat, pasti tegang," katanya sambil berkelakar.