INDONESIA EXPOSURE VISIT 2: PERJALANAN WWF-INDONESIA DAN WWF INDIA DALAM PROMOSI SAWIT BERKELANJUTAN DI RIAU
Setelah melaksanakan serangkaian kegiatan pada “Indonesia Exposure Visit” sebelumnya di Jakarta pada tanggal 21-22 November 2023, WWF-India dan delegasi India melanjutkan “Indonesia Exposure Visit” ke Riau masih dalam tujuan untuk menghubungkan para pemangku kepentingan baik dari pelaku industri sawit, seperti petani swadaya, sektor swasta, dan pemerintah antara India-Indonesia.
Kegiatan ini diawali dengan pertemuan dengan Dinas Perkebunan Provinsi Riau. Dr. Ir. Sri Ambar Kusumawati, M.S., Kepala Bidang Pengembangan Usaha dan Penyuluhan, Dinas Perkebunan Provinsi Riau, menjelaskan beberapa komponen kunci dari RAD KSB yang telah disepakati oleh Pemerintah Provinsi Riau, serta implementasi yang akan dilakukan oleh Dinas Perkebunan Riau dalam penerapan RAD KSB yaitu dengan pendataan nama petani dan lokasi kebun, fasilitasi bibit yang jelas dan bersertifikat, memfasilitasi sarana & prasarana (alat panen sawit, perbaikan akses jalan, bantuan kendaraan, dll), serta mengenai target dan insentif ISPO[1] (Indonesia Sustainable Palm Oil) bagi petani setelah tahun 2020 tidak hanya di tingkat hulu (produksi) saja, tetapi juga di tingkat hilir (pasar).
Rangkaian kegiatan ini disertai dengan pengarahan dari tim WWF-Indonesia mengenai ruang lingkup WWF-Indonesia di bidang kelapa sawit berkelanjutan. Joko Sarjito, Fahnia Chairawaty, dan Rizka Nurul Annisa memaparkan gambaran umum proyek Sustainable Palm Oil WWF-Indonesia mulai dari tingkat hulu sampai hilir.
Selain itu dijelaskan juga tentang bagimana keterlibatan WWF-Indonesia di Riau dalam mendorong praktik pengelolaan lanskap yang lebih baik, pemantauan perusakan hutan, pemantauan vegetasi, konflik manusia-gajah, rehabilitasi hutan, dan pemantauan kawasan hutan.
Salah satu hal yang paling menarik dalam rangkaian ini adalah kunjungan ke Yayasan Taman Nasional Tesso Nilo (Camp Flying Squad) dipandu oleh Yuliantony sebagai Direktur Eksekutif Yayasan Taman Nasional Tesso Nilo. Flying Squad adalah tim patroli yang terdiri dari pawang (mahout) dan gajah yang sudah terlatih. Flying Squad dibentuk dengan tujuan membangun koneksi manusia dan gajah, mempermudah monitoring imigrasi dan kesehatan gajah, serta mencegah konflik antara manusia dengan satwa. Yuliantony menjelaskan bagaimana Flying Squad bertugas untuk mengawasi, dan menggiring gajah masuk kembali ke area Tesso Nilo apabila terlihat keluar dari area. Selain itu, menganalisis risiko serta potensi kematian yang dialami gajah akibat dari seringnya konflik dengan manusia, serta memberikan perawatan yang rutin terhadap gajah-gajah yang berada di area Yayasan Taman Nasional Tesso Nilo.
Selain mengunjungi taman nasional, delegasi WWF-India juga mengunjungi Pabrik Minyak Kelapa Sawit (PMKS) Buatan I Asian Agri dalam rangka memperkenalkan Asian Agri kepada delegasi India sebagai perusahaan sawit di Indonesia yang telah menerapkan praktik sawit berkelanjutan dan mendukung Asosiasi Petani Sawit Swadaya Amanah, Riau, dengan memberikan pelatihan
perkebunan berkelanjutan kepada petani swadaya secara berkala, peremajaan pepohonan tua, bantuan finansial, serta mendukung pengembangan sarana dan prasarana yang berperan dalam produksi sawit berkelanjutan
Rangkaian kegiatan ditutup dengan kunjungan ke Asosiasi Amanah. Ini merupakan asosiasi petani sawit swadaya pertama di Indonesia yang mendapatkan sertifikat RSPO. Sunarno sebagai Group Manager Asosiasi Petani Sawit Swadaya Amanah memaparkan tentang perubahan yang terjadi setelah bermitra dengan WWF-Indonesia dan Asian Agri seperti bagaimana para anggota asosiasi merasakan banyaknya perubahan dari perkebunan mereka setelah menerapkan praktik perkebunan yang baik, seperti hasil TBS yang meningkat, mendapatkan pelatihan GAP (Good Agricultural Practices), mendapatkan hak perlindungan pekerja, rencana penanaman dan pemupukan yang jelas, serta mendapatkan kredit premium dari RSPO dalam mengelola Asosiasi Amanah.
[1] Indonesia Sustainable Palm Oil (ISPO): Kebijakan yang dikeluarkan Kementerian Pertanian Republik Indonesia dan bersifat wajib bagi pelaku usaha perkebunan kelapa sawit dalam menerapkan praktik perkebunan kelapa sawit berkelanjutan, berdasarkan: BPDPKS. (2021, October 9). Sistem Sertifikasi Perkebunan Kelapa Sawit Berkelanjutan Indonesia (ISPO). https://www.bpdp.or.id/pengenalan-sistem-sertifikasi-kelapa-sawit-berkelanjutan-indonesia-ispox