13 BANK BESAR DORONG KEUANGAN RAMAH LINGKUNGAN
Jakarta, 26 November 2019 – Inisiatif Keuangan Berkelanjutan Indonesia (IKBI) resmi menyambut bergabungnya lima bank nasional sebagai anggota baru, yaitu CIMB Niaga, Bank Syariah Mandiri, OCBC NISP, Maybank Indonesia, dan HSBC Indonesia. Total 13 bank anggota IKBI kini mewakili 60% aset perbankan nasional. Seremoni penandatanganan dilaksanakan pada Seminar Internasional bertajuk "Menggerakkan Sektor Keuangan Menuju Perekonomian Tahan Perubahan Iklim". Seminar ini digelar IKBI bersama Bursa Efek Indonesia (BEI) dan Perhimpunan Bank Nasional (Perbanas) pada Selasa, 26 November 2019, di Bursa Efek Indonesia, Jakarta.
Meluasnya jaringan keanggotaan IKBI diharapkan dapat menjadi katalis bagi pemerataan peningkatan kinerja bank nasional dalam hal integrasi aspek lingkungan, sosial, dan tata kelola (LST) pada strategi bisnisnya. Langkah penting industri ini akan mendongkrak peluang bisnis keuangan berkelanjutan yang inovatif dengan membangun solusi-solusi keuangan baru.
Ketua IKBI, yang juga Direktur Utama Bank Rakyat Indonesia, Sunarso mengungkapkan, “Kami mengapresiasi bergabungnya CIMB Niaga, Bank Syariah Mandiri, Bank OCBC NISP, Maybank Indonesia, dan HSBC Indonesia untuk memperkuat IKBI. Harapan kami, agar para anggota IKBI dapat menjadi pionir yang meningkatkan peran sektor keuangan dalam mendorong para nasabah untuk menerapkan transformasi praktik berkelanjutan – memitigasi risiko keberlanjutan pada portofolio dan beralih pada peluang ekonomi global yang rendah karbon dan tahan terhadap perubahan iklim.”
Saat ini kita sedang berada pada masa transisi menuju pembangunan ekonomi rendah karbon. Berdasarkan Nationally Determined Contribution (NDC) Indonesia—emisi gas rumah kaca (GRK) paling banyak dihasilkan dari kegiatan-kegiatan bisnis yang melibatkan sektor perubahan tata guna lahan dan gambut, energi, industri, pertanian, dan limbah. Apabila kegiatan bisnis saat ini tidak merubah cara-cara produksinya untuk lebih efisien dan rendah emisi, maka target penurunan emisi GRK Indonesia di tahun 2030 tidak akan tercapai. Sektor jasa keuangan mempunyai peranan kunci di dalam mengembangkan kebijakan yang dapat meningkatkan kinerja praktik berbagai industri guna menurunkan emisi GRK.
Berdasarkan data The Intergovernmental Panel on Climate Change/IPCC) tahun 2018 menekankan bahwa kenaikan suhu bumi sebesar 1,5 derajat celcius akan menimbulkan dampak iklim yang cukup besar seperti terjadinya kekeringan, curah hujan yang tinggi, kenaikan permukaan air laut, dan kepunahan spesies serta bertambahnya isu ketahanan pangan. Ancaman tersebut dapat berpotensi menyebabkan ketidakstabilan ekonomi dan terganggunya kehidupan sosial.
Hal ini juga sudah menjadi perhatian para regulator di tingkat global termasuk Indonesia. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sudah mengeluarkan Peraturan No. 51 Tentang Keuangan Berkelanjutan di Indonesia sebagai respon terhadap kondisi dimaksud. Bank Indonesia pun menunjukkan komitmennya untuk ikut serta dalam pengelolan risiko iklim dengan bergabung menjadi anggota the Network for Greening the Financial System (NGFS). Sebuah platform regulator keuangan global untuk mengatasi risiko perubahan iklim.
Pada kesempatan seminar internasional ini, IKBI mengumpulkan jajaran pemimpin lembaga jasa keuangan nasional dan para pemangku kepentingan pasar modal guna memberikan pemahaman yang lebih baik terkait bagaimana memahami adanya risiko iklim di dalam portofolio mereka dan mengelolanya agar terhindar dari potensi disrupsi ekonomi yang buruk.
Direktur Utama BEI, Inarno Djajadi menegaskan “Kami berkomitmen mendukung pembangunan pasar modal yang berkelanjutan, BEI telah bergabung dengan Sustainable Stock Exchange Initiative, perkumpulan bursa-bursa dunia yang menitikberatkan pada program-program keuangan berkelanjutan,”
“Indonesia merupakan salah satu negara yang rentan terhadap dampak perubahan iklim, oleh karena itu penting agar lembaga jasa keuangan (LJK) mulai mengidentifikasi dan mengelola potensi risiko-risiko iklim dan peluang di dalam masa transisi menuju ekonomi rendah karbon dan ramah lingkungan ini” Focal Point Sekretariat IKBI mewakili WWF-Indonesia, Rizkiasari Yudawinata menjelaskan.
“Dengan bergabung di IKBI, yang didirikan oleh delapan bank dan WWF-Indonesia pada tahun 2018, bank-bank dapat memanfaatkan plaform yang ada guna meningkatkan kapasitas dan pengetahuan terkait integrasi lingkungan, sosial dan tata kelola (LST), memperluas peluang bisnis yang menerapkan prinsip keberlanjutan dan memfasilitasi dialog dengan para pemangku kepentingan seperti regulator, investor, dan lainnya.” tambah Rizkiasari.
Lebih dari 100 peserta perwakilan LJK, pemerintah, swasta, dan CSO bergabung dalam seminar ini. Berbagai narasumber strategis dan ahli keuangan berkelanjutan yang terlibat dalam seminar antara lain ACTIAM, Asia Sustainable Finance Initiative, Bank Syariah Mandiri, BNP Paribas Indonesia, HSBC Indonesia, Inisiatif Keuangan Berkelanjutan Indonesia, Otoritas Jasa Keuangan, Standard Chartered Indonesia, United Nations Environment Programme Finance Initiative (UNEP FI), dan WWF-Indonesia.
-SELESAI-
Catatan Editor:
Kutipan dari para pimpinan bank anggota IKBI:
- Bank CIMB Niaga | “Pertumbuhan usaha perlu memastikan kelestarian alam, karena itulah kami mendukung pembangunan ekonomi berkelanjutan dan perluasan akses masyarakat ke layanan keuangan sehingga dapat mencapai taraf hidup yang lebih baik,” kata Direktur Compliance, Corporate Affairs dan Legal, CIMB Niaga Fransiska Oei.
- Bank OCBC NISP | “Kami memahami bahwa bisnis yang bertanggung jawab adalah yang memiliki komitmen berkelanjutan untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat serta lingkungan sekitarnya. Pemahaman ini mendorong kami untuk menyelaraskan bisnis, mengembangkan Sumber Daya Manusia, serta bertanggung jawab akan pelestarian lingkungan. Komitmen ini kami wujudnyatakan salah satunya dengan bergabung bersama IKBI, sehingga sinergi antar Lembaga dapat diperkuat dan dapat saling mendukung terciptanya transformasi praktik keuangan berkelanjutan,” ujar Direktur Bank OCBC NISP, Joseph Chan.
- Bank HSBC Indonesia | “Bersama-sama, instansi keuangan bisa menjadi katalis perubahan dan menciptakan medan bermain yang setara dalam keuangan berkelanjutan untuk membantu mengatasi perubahan iklim dan mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan,” ungkap Presiden Direktur HSBC Indonesia, Sumit Dutta.
- Maybank Indonesia | “Sebagai perusahaan yang bertanggung jawab, Maybank Indonesia berkomitmen untuk memastikan bahwa operasional kami senantiasa ramah terhadap lingkungan, sosial dan tata kelola yang baik. IKBI diharapkan akan menjadi wadah yang efektif untuk saling bertukar pikiran sesama anggota dan memperkuat komitment untuk pertumbuhan bisnis yang berkelanjutan. Lebih jauh IKBI akan memberikan masukan dan inisiatif-inisiatif untuk mendukung tercapainya tujuan Sustainable Development Goals (SDG's) di Indonesia,” ucap Direktur Maybank Indonesia, Effendi.
- IKBI didirikan pada 31 Mei 2018 oleh delapan bank nasional yang mewakili 46% aset perbankan Indonesia yaitu Bank Artha Graha Indonesia, BRI Syariah, Bank Central Asia, Bank Mandiri, Bank Muamalat, Bank Negara Indonesia, Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten, dan Bank Rakyat Indonesia, bersama dengan WWF-Indonesia. Informasi lebih lanjut mengenai IKBI: http://ikbi.org/
- 13 bank anggora IKBI: PT Bank Rakyat Indonesia (BRI), Tbk; PT Bank Mandiri, Tbk.; Bank Negara Indonesia (BNI), Tbk; Bank Central Asia (BCA), Tbk; Bank CIMB Niaga, Tbk; Bank Syariah Mandiri, Tbk; Bank BJB, Tbk; Bank OCBS NISP, Tbk; Maybank Indonesia, Tbk; HSBC Indonesia, Tbk; Bank Muamalat, Tbk; Bank Artha Graha Internasional, Tbk; BRI Syariah, Tbk
- Sebagai platform pasar terbuka terkait keuangan berkelanjutan bagi industri keuangan bank dan non-bank, emiten, dan sektor industri terkait lainnya di Indonesia, IKBI diharapkan mampu mendukung implementasi peta jalan keuangan berkelanjutan beserta aturan implementasinya, yaitu Peraturan OJK No.51 dan No 60 tahun 2017 tentang Keuangan Berkelanjutan dan Obligasi Hijau. IKBI juga dirancang untuk berfungsi sebagai sarana pertukaran pengalaman dan pembelajaran antar aktor industri jasa keuangan, dalam rangka meningkatkan pengetahuan mengenai prinsip keuangan berkelanjutan, mengambil peluang bisnis dalam ekonomi Indonesia yang berketahanan terhadap perubahan iklim, dan berkontribusi pada pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs).
- Tujuan Pembangunan Berkelanjutan ini membutuhkan partisipasi yang lebih luas dari sekedar upaya pemerintah saja. Tidak hanya dari sektor industrial, namun juga Lembaga Jasa Keuangan (LJK) yang berperan penting dalam hal mencapai tujuan ini lewat penyediaan produk dan jasa keuangan yang bercirikan 3P (People, Planet & Profit) atau dikenal dengan keuangan berkelanjutan (sustainable finance).
- IKBI akan bergerak sesuai peta jalan jangka panjangnya dalam memprioritaskan program strategis, memperluas inisiatif, membangun kemitraan, melakukan studi-studi, dan memulai proyek perintis pada pengembangan model bisnis hijau yang relevan.
- Perkembangan implementasi 6 (enam) anggota IKBI telah dinilai dalam WWF’s 2019 Sustainable Banking Assessment (SUSBA). SUSBA berisi hasil penilaian terhadap kinerja 35 bank di 6 negara anggota Association of Southeast Asian Nations (ASEAN) dalam aspek LST dan mengungkapkan bahwa peningkatan kinerja keberlanjutan belum merata penerapannya di seluruh bank nasional.
Untuk informasi lebih lanjut, silakan hubungi:
Rizkiasari Joedawinata, Focal Point Secretariat IKBI / WWF-Indonesia (Email: [email protected] | Mobile Phone: +62 811 234 4343)