#30CLAPSCHALLENGE: BERTEPUK TANGAN UNTUK SELAMATKAN POHON DEMI MASA DEPAN
Oleh: Natalia Trita Agnika
“Mau selamatkan pohon kok malah bertepuk tangan? Kenapa tangannya tidak digunakan untuk menggali lubang dan menanam pohon saja?” Pertanyaan itulah yang mungkin terlintas di pikiran kita saat membaca judul di atas. Memang terdengar aneh ketika bertepuk tangan ternyata dapat membantu menyelamatkan pohon. Tentunya, tepuk tangan yang dimaksud bukanlah sembarang tepuk tangan.
Tepuk tangan yang mendukung upaya penyelamatan hutan ini adalah kegiatan melakukan gerakan tepuk tangan sebanyak 30 kali ketika kita selesai mencuci tangan. Setelah bertepuk tangan sebanyak 30 kali, air di tangan akan berkurang 80%. Sisa air sebanyak 20% akan kering dengan sendirinya. Gerakan mengeringkan tangan dengan cara ini dapat mengurangi penggunaan tisu.
Biasanya, usai mencuci tangan, orang akan menggunakan tisu untuk mengeringkan kedua tangannya. Pernahkah terpikir dalam benak kita, berapa banyak tisu yang dihabiskan oleh manusia hanya untuk mengeringkan tangan? Tengok saja toilet yang terdapat di area publik seperti mal, bioskop, restoran, stasiun, atau bandara. Terkadang tanpa rasa bersalah, ada yang mengambil tiga hingga lima lembar tisu hanya untuk mengeringkan tangan. Padahal kebiasaan menggunakan tisu secara berlebihan dapat turut memberi andil berkurangnya jumlah pohon di hutan.
Berdasarkan hasil survei yang dilakukan oleh WWF-Indonesia bekerja sama dengan creative agency Hakuhodo, terlihat bahwa masyarakat Indonesia yang hidup di kota besar (sekitar 54% masyarakat Indonesia hidup di kota besar) mempunyai kebiasaan untuk menghabiskan tiga lembar tisu untuk mengeringkan tangan. Jika saja sebanyak 54% dari 255 juta penduduk Indonesia yang tinggal di perkotaan menggunakan tiga lembar tisu untuk mengeringkan tangan setelah mencuci tangan, bayangkan ada berapa banyak pohon yang ditebang untuk konsumsi tisu kita?
Sedangkan secara global, WWF memperkirakan bahwa setiap hari, sekitar 270.000 pohon yang ditebang berakhir di tempat sampah. Dan 10% dari jumlah itu berasal dari tisu toilet. Saatnya kita mengubah kebiasaan tidak ramah lingkungan itu dengan berpartisipasi dalam kampanye #30ClapsChallenge dan membuatnya menjadi kebiasaan baru.
Kampanye #30ClapsChallenge adalah sebuah gerakan yang idenya diinisiasi oleh Hakuhodo Creative Agency dan WWF untuk mengajak publik mengurangi penggunaan tisu ketika selesai mencuci tangan serta membuatnya menjadi sebuah kebiasaan baru dan menyebarkannya kepada orang lain. Dengan mengurangi penggunaan tisu, kita tak hanya menyelamatkan hutan, tetapi juga menyelamatkan satwa yang hidup di dalamnya seperti gajah, harimau, dan orangutan. Selain itu, menjaga hutan berarti menyelamatkan kehidupan.
Yuk, ikut beraksi!
Buatlah video aksi Anda saat melakukan gerakan #30ClapsChallenge sekreatif mungkin. Sebutkan alasan mengapa Anda mengurangi penggunaan tisu dan menyelamatkan pohon lalu unggah ke akun media sosial Anda (Instagram, Facebook, Twitter, Campaign) dengan tagar #30ClapsChallenge #wwfid. Jangan lupa tag akun @WWF_ID dan teman-teman Anda. Tantanglah mereka untuk melakukan hal serupa. Video tersebut boleh dibuat secara perorangan atau kelompok.
Selain itu, publik juga dapat memberikan donasi untuk program reforestasi di hutan Sumatera melalui kitabisa.com/thirtyclaps. Donasi yang terkumpul selama kampanye #30ClapsChallenge akan digunakan untuk penanaman pohon melalui program MyBabyTree.
[Tonton: Video #30ClapsChallenge]
Bila dulu akumulasi dari tisu yang kita gunakan merepresentasikan jumlah pohon yang ditebang, kini akumulasi dari tepuk tangan kita merepresentasikan jumlah pohon yang bisa diselamatkan. Kurangi penggunaan tisu, tambahlah jumlah pohon yang ditanam. Mari bertepuk tangan untuk selamatkan pohon demi masa depan.