AIR KERUH BELUM TENTU KOTOR
Oleh: Evi Nurul Ihsan (WWF-Indonesia)
Ada pepatah mengatakan, air beriak tanda tak dalam. Artinya, ketika kita melihat riakan air yang menari saat mengalir dari hulu ke hilir, tandanya perairan tersebut dangkal. Lain halnya dengan yang terjadi pada saat XPDCSULTRA. Hari pertama ekspedisi, tim B yang saya pimpin mendapat jatah menyelam di tiga lokasi untuk melakukan pemantauan ekologi.
Dua titik penyelaman pertama berlokasi di Pulau Saponda dan Pulau Hari. Pulau dengan laut terbuka selalu menjanjikan perairan dengan laut yang jernih dan jarak pandang yang baik untuk melakukan pemantauan populasi ikan karang.
Hal unik terjadi saat kami sampai di lokasi penyelaman yang ketiga, di perairan Desa Waworaha, Kecamatan Soropia, Kabupaten Konawe. Kami melihat hamparan pohon mangrove sepanjang pesisir pantai dengan permukaan air laut yang berwarna hijau.
“Hati-hati dan selalu waspada terhadap sekitar. Air cukup keruh dan pesisir pantai kita ini seluruhnya adalah bakau. Mari kita berdoa, semoga tidak ada buaya,” pesan saya saat briefing, rutinitas kami sebelum menyelam. Memang, deretan bakau yang rapat juga dikenal sebagai tempat buaya bersarang.
Namun, yang terjadi sangat di luar dugaan. Permukaan air keruh berwarna hijau hanya ditemukan di kedalaman satu meter pertama. Pada kedalaman selanjutnya, air sudah tampak jernih dengan jarak pandang yang cukup baik. Kondisi karang pun masih dalam keadaan sehat dan baik. Masih banyak ikan karang yang kami jumpai, baik itu dari keluarga kakap, bibir tebal, ekor kuning, dan parrot fish.
Tidak cukup sampai di situ keberuntungan kami hari itu. Kami juga dihibur dengan penampakan seekor penyu sisik yang sedang bersantai di atas hamparan karang setelah lelah berenang menjelajahi lautan bebas. Atau, mungkin juga ia baru selesai memakan sponge tua agar tunas-tunas karang baru dapat tumbuh.
Jadi, melihat betapa indahnya di bawah sini, dugaan kami adalah air keruh berwana hijau di atas disebabkan oleh campuran sedimentasi substrat lumpur, yang merupakan habitat mangrove untuk tumbuh. Ditambah dengan ekstraksi serasah daun-daun mangrove yang gugur dan bertebaran di atas hamparan air laut. Kami pun menutup ekspedisi hari pertama dengan bahagia.