BENTIK BUDDY
Oleh: Rahmadani (Universitas Halu Oleo)
Saya ingin bercerita tentang keunikan tim kami – tim ekologi B yang dipimpin oleh Evi yang juga pendata ikan kecil (WWF-Indonesia). Tim kecil kami terdiri dari Otong (Universitas Halu Oleo) sebagai roll master, Jibriel (Reef Check Indonesia) sebagai pendata ikan besar, Mudin (BPSPL Maros) sebagai pendata rugositas, beserta saya dan Yusran (Yayasan Bahari), sebagai pendata bentik.
Bentik buddy bekerja sama, baik dalam pengambilan data maupun penginputan data. Grup bentik bertugas untuk mengambil data bentuk pertumbuhan karang dalam bentuk data lifeform dengan menggunakan metode Point Intercept Transect (PIT). Yaitu, kami mencatat bentuk pertumbuhan karang hidup di setiap titik 0,5 pita, sampai 3 kali transek.
Iya, kami – saya dan Ucank, bertugas meneliti bentik besama. Kami secara bergiliran menyelam dan saling membantu dalam tugas ekspedisi ini. Ucang, selain Otong, adalah dua orang yang sudah saya kenal sebelumnya.
Bahkan, Ucang dulunya adalah mahasiswa saya, sekaligus mahasiswa bimbingan skripsi saat dia menyusun penelitian skripsinya. Selain itu, Ucang merupakan junior di klub selam yang sama, Langkoe Diving Club Universitas Halu Oleo. Kami jadi membuktikan – dosen dan mahasiswa, bisa bekerja sama dan berkolaborasi dalam konservasi, seperti dalam ekspedisi ini.
Dalam #XPDCSULTRA, saya kembali bertemu Ucang bukan lagi sebagai dosen pembimbing dan mahasiswanya, tetapi sebagai rekan kerja. Sifat tekun dan bertanggungjawab Ucang masih tetap sama dengan saat dia menjadi mahasiswa saya dulu. Hal tersebut nampak selama saya bekerja dalam tim yang sama.
Selama ekspedisi, Ucang tidak hanya menjadi buddy selam saya dalam penyelaman di site terakhir. Tetapi juga sebagai buddy yang saling mendukung dalam persiapan dan penyelesaian tugas-tugas dalam ekspedisi.
Dalam pengambilan data, biasanya saya melakukan pengambilan data di titik penyelaman pertama di pagi hari, sementara Ucang di titik penyelaman ke-2 dan 3.
Demikian pula penginputan data dari sabak yang ditulis di bawah air, untuk dipindahkan ke dalam format excel. Hal ini menjadi rutinitas harian yang harus dilakukan untuk kepentingan pengarsipan data bentik selama kegiatan. Rutinitas ini juga menjadi kewajiban seluruh tim peneliti dalam ekspedisi.
Jadwal wajib penginputan data biasanya dilakukan setiap sore dan dilanjutkan setelah makan malam. Kemudian, rutinitas tersebut diakhiri dengan pengumpulan data harian ke Riri (WWF-Indonesia), dilanjutkan briefing persiapan kegiatan yang akan dilaksanakan keesokan harinya.
Biasanya, dalam penginputan data bentik, tim ada yang bertugas membaca data dan seorang lagi bertugas menginput data ke dalam format data yang telah disiapkan. Seringnya, yang ketiban rezeki membaca data adalah Saudara Ucang.
Kadang, pernah sampai malam kami menginput data, sampai ternyata suaranya terbawa dalam tidur anggota tim lainya. Yang jelas, dalam penelitian seperti ini, kerja sama memang harus dikedepankan. Karena kita tidak bisa sendiri, pastikan untuk selalu berkolaborasi bersama buddy, ya.