ILMU MEMBACA BINTANG
Oleh: Ignatia Dyahapsari (WWF-Indonesia)
Hari sudah gelap, lampu pada tiang layar Menami sudah menyala. Saya melihat Om Diy (WWF-Indonesia) sedang duduk di anjungan kapal, menghadap ruang kemudi kami. Om Diy adalah juru mudi Kapal Menami. Ia sudah membersamai Menami sejak ia bergabung dengan WWF-Indonesia pada tahun 2007.
Saya putuskan untuk menghampiri beliau, bersantai sebentar. Tanpa saya sadari, ternyata bintang bertebaran banyak sekali. Obrolan dengan Om Diy pun berujung pada pengetahuan mengenai membaca bintang.
Sejak kecil, ia sering ikut ayahnya melaut. Dahulu, nelayan melaut tidak menggunakan kompas ataupun alat bantu seperti GPS. Dengan teknologi yang terbatas, memahami alam adalah cara manusia untuk bertahan hidup.
Salah satunya adalah dengan pemahaman rasi bintang. Dari Om Diy, saya mengetahui bahwa bintang ada jam timbul tenggelamnya, sama seperti mahatari. Tapi, ada juga bintang yang tidak tenggelam. Bintang juga tidak semuanya berwarna sama, ada yang berwarna merah, ada yang lebih terang, dan ada yang lebih redup.
Saya tidak terlalu memperhatikan sebelumnya. Namun setelah dilihat dengan lebih seksama, saya jadi paham apa yang disebut Om Diy dengan bintang berwarna merah. Ternyata, pancaran cahayanya berwarna merah.
Ia bilang bahwa bintang merah itu akan hilang, namun jamnya berbeda-beda dari matahari. Tidak semua bintang punya waktu terbit dan terbenam yang sama. Lama mereka berada di langit pun berbeda-beda.
“Coba lihat bintang-bintang yang terang di sana, yang lebih terang itu ada bentuknya,” kata Om Diy, mencoba menjawab pertanyaan saya mengenai bagaimana membaca bintang. “itu yang terang-terang kalo dihubungkan jadi tanda tanya, artinya itu arah utara,” lanjutnya.
Bintang-bintang itu tidak akan hilang karena sebagai penunjuk arah mata angin. Selain tanda tanya, ada juga kumpulan bintang-bintang yang menunjukkan arah selatan dengan bentuk ikan pari yang memiliki ekor. Hal inilah yang menjadi patokan bagi Om Diy ketika berlayar di malam hari.
“Di salah satu bintang-bintang itu, ada 1 bintang yang paling terang, namanya Kape Boko.” katanya. Kape Boko dalam Bahasa Wanci berarti Ikan Boko, ikan hitam yang ada di kedalaman. Om Diy tidak begitu tahu nama ikan tersebut dalam Bahasa Indonesia.
“Adanya bintang Kape Boko sebagai penanda untuk nelayan bahwa Ikan Boko sedang banyak di perairan.” katanya lagi.
Dari obrolan ini, bertambahlah pengetahuan saya mengenai bintang. Walaupun, memang, belum tentu saya bisa menujukkan arah mata angin setelah ini.