KONSERVASIONIS DI PEGUNUNGAN TENGAH PAPUA
Oleh : Theodora F. Resubun (Project Leader Lorentz)
Dibalik perawakan tubuh besarnya, Jhon Aby Way adalah sosok pria ramah dan rendah hati. Dialah tokoh pelestari lingkungan (konservasionis) di Pegunungan Tengah Papua.
Mantan Kepala Dinas Kehutanan Kabupaten Jayawijaya itu kini menjabat Kepala Badan Investasi Daerah Provinsi Papua. Dia adalah salah satu tokoh dibalik berdirinya kantor Balai Taman Nasional (TN Lorentz) dan penggagas lahirnya Forum Kolaborasi Pengelolaan Taman Nasional Lorentz ( FKPTN Lorentz). Di tengah kesibukannya di pemerintahan, Pak John, begitu dia dipanggil, juga masih aktif terlibat dalam upaya konservasi di pegunungan tengah Papua, khususnya Taman Nasional Lorentz (TN Lorentz).
Kesan ramah dan rendah hati bisa saya rasakan ketika berbincang dan berdiskusi dengannya. Sudah lebih dari 20 tahun Pak Jhon memberikan perhatian khusus terhadap dunia konservasi di daerah pegunungan tengah Papua dan di TN Lorentz. Kawasan ini mencakup 10 kabupaten dengan luas 2,5 juta ha. Beliau memberikan perhatian khusus karena kawasan ini menyimpan begitu banyak keanekaragaman hayati yang sangat lengkap dan sebagian besar endemik Papua.
Pada awal pembentukan kantor Balai Taman Nasional Lorentz, saat terjadi tarik ulur lokasi kantor antara Pemda Mimika dan Pemda Jayawijaya, Pak Jhon aktif meyakinkan pihak Kementerian Kehutanan sehingga diputuskan kantor berlokasi di Wamena. Beliau juga yang meyakinkan Pemda Jayawijaya untuk membayar tanah lokasi kantor Balai TN Lorentz dengan biaya dari APBD.
Pria asal Sorong ini sudah banyak makan asam garam pengalaman konservasi. Pak Jhon juga tidak pelit berbagi pengalaman dan ilmu di bidang konservasi dengan para juniornya. Saya teringat ketika bertemu dan berdiskusi dengannya ketika masih menjabat Kepala Dinas Kehutanan. Dengan sedikit canggung dan malu-malu, saya menyapa. Namun, dengan ramahnya, beliau menyapa saya dengan panggilan akrab adik.
Pak John menggagas berdirinya FKPTN Lorentz bersama Direktur WWF-Indonesia Program Papua, Benja Mambai, mantan Kepala Balai TN Lorentz Yunus Rumbarar, dan Christian Mambor dari TN Lorentz. Forum ini sebagai wadah multipihak dalam pengelolaan TN Lorentz. Produk pertama forum ini adalah Dokumen Zonasi TN Lorentz dan rencana pengelolaan TN Lorentz, meskipun pada saat itu forum ini belum mendapat pengesahan secara legal.
""Kita harus bisa mempengaruhi para pihak dan kebijakan untuk mendukung pengelolaan TN Lorentz,” ujarnya. Mimpi yang ingin diwujudkan melalui forum ini adalah terwujudnya kerja sama para pihak untuk mendukung pelestarian TN Lorentz sekaligus meningkatkan kesejahteraan masyarakat adat. Kelembagaan forum tersebut dibuat ala Papua, tidak sama dengan forum sejenis di daerah lain. Saat bicara tentang FKPTN, akan langsung terlihat kekhasan Papua.
Tak hanya dengan saya, beliau juga sabar berbagi pengalaman dengan orang yang baru pertama kali dikenalnya. Sebagai contoh, ketika pertama kali bertemu dengan Priyono, Dosen Universitas Cendrawasih (Uncen), beliau dengan sabar menanggapi diskusi tentang Daerah Aliran Sungai ( DAS) Baliem. Dengan sabar Pak Jhon menjawab semua keingintahuan kami dan berbagi pengalaman beliau di masa silam ketika masih banyak bekerja di lapangan.
Saat, saya bersama beberapa rekan dari Balai TN Lorentz menyusun dokumen FKPTN Lorentz, beliau sangat aktif menanyakan perkembangannya di tengah kesibukannya di pemerintahan. Beliau tidak segan datang langsung mengunjungi kami dan memberikan masukan kepada kami atau menelepon menanyakan perkembangan Forum.
Komitmen yang kuat dan kepedulian terhadap konservasi di TN Lorentz membuat beliau masih mau menjadi pengurus FKPTN Lorentz di sela-sela kesibukan pekerjaannya. Salah satu keinginan beliau adalah bisa memengaruhi kebijakan di skala Papua untuk keberpihakan pembangunan terhadap kesejahteraan masyarakat tetapi tidak melupakan unsur lingkungan dan konservasi.
Pak Jhon terus berusaha mewujudkan mimpi kami bersama, terwujudnya kelestarian TN Lorentz sebagai penyangga kehidupan yang berbasis nilai-nilai masyarakat lokal. Semoga.