LAMAO NGGAE KITA, SAI LAGI?
Oleh: Putu Suastawa (Balai Taman Nasional Wakatobi)
Melalui tulisan ini, saya ingin mengucapkan salam dari Wakatobi, tempat asal Menami. Sebelum yang lain tiba di kapal ini, saya sudah berada di Menami sejak berlayar dari Wakatobi menuju Kendari.
Saya berada di kapal ini sejak meninggalkan Wakatobi pada siang hari 12 Oktober, dan sampai di Kendari pukul sembilan pagi keesokan harinya. Saya sudah tidur di kamar – kasur bawah sisi kiri kapal – sebelum ruangan itu penuh dengan para peserta.
Kami di Menami, menunggu semua peserta ekspedisi berkumpul sambil berlabuh di depan Pelabuhan Ferry Wawonii. Sampai akhirnya, pagi hari 15 Oktober, kegiatan ini resmi dibuka.
Saya senang dapat mendukung terlaksananya ekspedisi ini, dan berkenalan dengan semua pemerhati konservasi dalam #XPDCSULTRA. Empat kabupaten dan satu kota – Kendari, kita jelajahi sama-sama. Mulai dari Kabupaten Konawe Utara, Kabupaten Konawe Kepulauan, Kabupaten Konawe, dan Kabupaten Konawe Selatan.
Cuaca bukannya setiap hari sempurna. Ada kalanya, hujan dan angin juga. Tapi, tampaknya tidak menjadi rintangan bagi para penyelam untuk melakukan kegiatan pengambilan data dalam XPDCSULTRA .
Ada satu hari dimana hujan turun lama sekali. Dua hari lalu, sehari sebelum pengambilan data berakhir. Dari pertama sampai terakhir penyelaman, hari itulah yang sangat terkesan bagi kami. Yaitu di saat harus menyelam di tengah hujan – pada penyelaman ketiga di site 4 Pulau Wawonii, Kabupaten Konawe Kepulauan.
Saat itu, tim mulai merasa kedinginan dan rasanya ingin cepat selesai dan kembali ke kapal. Sebenarnya, sih, diving saat hujan bagi penyelam tidak ada tantangan karena suhu di bawah air cukup hangat. Hanya saja, faktor lelah yang menjadi hambatan bagi penyelam.
Hari ini, akhirnya kegiatan ini selesai, tepat pada jadwal yang direncanakan. Dengan berbagai rintangan yang kita hadapi, saya bangga bahwa seluruh anggota tim tetap menunjukkan semangatnya.
Saya memang orang Bali. Tapi saya besar di tanah ini – Wakatobi. Dalam Bahasa Bajo, ada yang disebut, “Lamao nggae kita, sai lagi?” Dalam Bahasa Indonesia, artinya, “Kalau bukan kita, siapa lagi?”
Bagi kami yang penyelam dan penggiat konservasi, slogan ini juga menjadi penyemangat agar menjaga perairan Indonesia tetap lestari.
Bagi peserta #XPDCSULTRA pun, ungkapan ini juga berlaku. Kalau bukan kita, siapa lagi yang akan beraksi nyata, agar laut dan kekayaannya bisa dinikmati hingga generasi anak cucu nanti. Kalau setiap orang berpikiran sama – kalau bukan kita, siapa – maka sudah pasti terjaga alam kita.
Melalui tulisan ini, saya juga ingin mengucapkan terima kasih untuk panitia pelaksana – WWF-Indonesia bersama Reef Check Indonesia, beserta Kapal Menami, speed boat Simba dan seluruh kru kapal, yang telah membantu kegiatan ini sampai selesai. Sambil berharap, semoga yang kita lakukan selama 12 hari ini, berguna untuk semua – khususnya Indonesia.