MEMAHAMI ILMUWAN LAUT BEKERJA
Oleh: Nisa Syahidah (WWF-Indonesia)
Sebelum berangkat ekspedisi, saya tidak tahu apa-apa soal metode Transek Titik Menyinggung (Point Intercept Transect – PIT) dan Underwater Visual Census (UVC). Maklum, latar belakang saya memang Periklanan, bukan Perikanan. Beda satu huruf “L” ini membuat saya penasaran bagaimana persisnya para peneliti laut bekerja dalam ekspedisi ini nantinya.
Kebingungan saya terjawab lewat workshop di hari pertama ekspedisi. Saya menyerap sebanyak-banyaknya kosa kata asing, sampai akhirnya merasa lebih keren bisa menulis blog dengan PIT dan UVC di paragraf pembuka. Hehe.
Dalam 39 titik penyelaman dalam ekspedisi ini, tim ekologi dibagi menjadi dua tim, yang masing-masingnya akan menyelam di tiga titik setiap hari. Di setiap titik, penyelam harus mengambil ciri-ciri lokasi, komunitas bentik (terumbu karang), dan komunitas ikan terumbu.
Karakteristik lokasi adalah detil mengenai dimana data diambil, mulai dari posisi GPS, kedalaman, tingkat kecerahan dalam air, tipe dan kemiringan terumbu, arus, hingga nama pengamat yang turun.
Tim penyelam terdiri dari setidaknya empat orang yang menyelam berurutan di kedalaman sekitar 10 meter. Akan ada penyelam yang berperan sebagai roll master (pemasang dan penggulung pita meteran) di tengah, dan akan membentangkan 5 pita transek, dengan panjang masing-masing 50 cm.
Di belakang roll master, akan ada pengamat bentik, yang akan mencatat bentuk pertumbuhan karang hidup di setiap titik 0,5 pita, sampai 3 kali transek. Inilah yang disebut metode PIT tadi.
Dua penyelam terdepan adalah pengamat ikan yang mencatat data ikan kecil dan besar sesuai dengan metode UVC. Artinya, mereka harus mengidentifikasi spesies ikan kecil (10-35 cm) dan ikan besar (di atas 35 cm) yang termasuk dalam 16 famili ikan target, baik herbivora maupun karnivora.
Pengamat ikan akan mencatat ikan kecil yang ada di area lebar transek (2,5 meter di kanan dan kiri pengamat untuk ikan kecil, dan 10 meter di setiap sisi pengamat untuk ikan besar).
Setelah pengamatan dengan metode UVC, kedua buddy ini akan melakukan renang jauh selama 15 menit atau kurang lebih 300 meter. Nantinya, roll master akan menggulung transek 5 dan 4, dan berenang bersama pengamat bentik yang menunggu di akhir transek 3 untuk kembali ke titik 0.
Ada tiga buah dive sausage warna merah bertuliskan “Diver Below” yang akan mengapung di titik 0, akhir transek 5, dan di titik akhir renang jauh. Di sanalah kapal akan kembali mengangkut para penyelam.
Untuk melakukan semua itu, pengamat benthik harus hafal lebih dari 30 bentuk pertumbuhan karang, lengkap dengan inisialnya. Pengamat ikan, lebih banyak lagi PR-nya. Ada dua buku setebal 5 cm di ruang workshop kami di Menami. Isinya, daftar spesies ikan karang yang kalau beda lokasi titik hitam di tubuhnya, maka beda pula nama spesiesnya.
Tak hanya itu, mereka juga harus memperkirakan ukuran panjang ikan juga. Ada tiga kali Fish Test dan Coral Test hari itu, termasuk identifikasi dan estimasi panjang ikan. Lucunya, bagian ini – estimasi panjang ikan – satu-satunya bagian dalam pelatihan yang bisa saya kuasai.
Sisanya, dari ratusan gambar ikan dan terumbu karang yang muncul di layar, saya memilih untuk menggambarnya saja. Karena begitulah anak Komunikasi bekerja.