MENGENAL SPESIES PAYUNG BERSAMA PANDA MOBILE
Oleh : Evasari Rukmana (Volunteer Panda Mobile) & Natalia Trita Agnika
Spesies payung atau umbrella species adalah spesies yang memiliki daerah jelajah yang sangat luas sehingga bila habitat yang menjadi daerah jelajahnya terjaga dengan baik, satwa dan makhluk lain yang ada di dalamnya dapat terjaga dengan baik pula. WWF-Indonesia melakukan upaya konservasi terhadap enam spesies payung yang ada di Indonesia. Keenam spesies payung tersebut adalah gajah, harimau, orangutan, badak, penyu, dan hiu paus.
Pada Kamis (13/10) yang lalu, Panda Mobile WWF-Indonesia mengenalkan spesies payung kepada para siswa di MAN 2 Bogor. Kegiatan tersebut dilakukan bersama We Love Bogor dan komunitas Earth Hour (EH) Bogor. Spesies pertama yang diterangkan oleh tim Panda Mobile adalah gajah. Satwa ini adalah salah satu satwa yang terancam punah karena maraknya perburuan liar untuk mendapatkan gadingnya serta perusakan habitatnya yang membuat gajah memasuki area perkebunan atau pemukiman yang berujung pada terjadinya konflik gajah dan manusia.
Selain gajah, harimau juga merupakan spesies payung. Keberadaan harimau juga terancam punah. “Harimau diburu untuk diambil kulitnya dan taringnya dijadikan aksesori kalung,” terang salah satu siswa MAN 2 Bogor ketika ditanya alasan mengapa harimau terancam punah. Pernyataan salah satu murid tersebut membuktikan bahwa mereka sudah mengetahui beberapa spesies payung yang dilindungi serta penyebab kepunahannya.
Tim Panda Mobile kemudian melanjutkan penjelasan mengenai spesies payung lainnya, yaitu badak, orangutan, penyu, dan hiu paus. Masing-masing spesies menghadapi ancaman tersendiri. Badak Jawa populasinya yang kurang dari 100 individu hanya terdapat di Ujung Kulon. Selain ancaman terhadap pakan badak karena munculnya tanaman langkap, potensi bencana alam juga menjadi ancaman tersendiri. Orangutan menjadi satwa terancam punah karena habitatnya yang semakin hilang. Hal ini memaksa orangutan harus mencari makan ke perkebunan penduduk sehingga dianggap sebagai hama bagi penduduk sekitar. Penyu menjadi satwa yang terancam punah karena perburuan telurnya untuk konsumsi dan bagian tubuhnya menjadi aksesori.
Setelah mengenalkan spesies payung, para siswa diajak menonton film “Man” dan “Save Paper to Save Forest”. Film pertama yang ditonton adalah “Man”. Setelah para siswa yang terdiri dari MPK dan OSIS menonton film ini, tim Panda Mobile mengadakan diskusi serta tanya jawab. Film ini menceritakan tentang keserakahan manusia dalam memanfaatkan sumber daya alam hayati secara berlebihan. Tidak hanya itu, film ini juga menunjukkan sikap manusia yang tidak bertanggung jawab terhadap alam. Alih-alih menjaga, manusia malah merusak alam secara besar-besaran.
Dari film kedua, “Save Paper to Save Forest”, para siswa mengambil kesimpulan bahwa menghemat penggunaan kertas sama dengan menyelamatkan pohon sebagai bahan bakunya. Dengan demikian, gaya hidup masyarakat di perkotaan juga akan berpengaruh terhadap kelestarian alam.