MENGKHAYAL DALAM LAUT
Oleh: Mahmudin (Balai Pengelolaan Sumber Daya Pesisir dan Laut (BPSPL) Makassar)
Hari ini (22/10), saya bersama tim B mengambil data pertumbuhan bentuk karang dan ikan karang di titik 3. Tepatnya, di perairan sekitar Desa Cempedak, Kecamatan Laonti, Kabupaten Konawe Selatan.
Kami berharap, lokasi yang akan kami datangi kali ini sama tenangnya dengan lokasi sebelumnya. Namun ternyata, jauh berbeda! Lokasi ini memiliki aliran arus yang cukup kuat. Saking kuatnya, saya rasa bisa menghempaskan semua kenangan masa lalu.
Kuatnya arus di lokasi tersebut diduga karena lokasinya yang berada tepat di Selat Wawonii. Biasanya, karakteristik perairan yang berada di sebuah selat, memiliki arus yang cukup kuat. Selama menggeluti kegiatan penyelaman, ini adalah pertama kalinya saya menghadapi arus seperti ini.
Sempat terbesit dalam hati saya, “Saya tidak mau mati di sini.” Bahkan, sempat juga terbayang dosa-dosa yang pernah saya buat selama hidup. Namun, pikiran itu saya buang jauh-jauh dan terus mengayuh fins dengan sekuat tenaga.
Sesekali, saya beristirahat di sela-sela karang, berlindung dari kuatnya arus. Saat sedang beristirahat, saya melihat Kak Ucank (Yusran, Yayasan Bahari) yang begitu tenang menerobos arus laut. Saya heran dan sekaligus takjub kepada Kak Ucank karena mampu melawan arus laut. Mungkin karena jam terbang Kak Ucank yang sudah cukup banyak, atau kakinya memang terbuat dari semen. Sangat kuat.
Saya diberikan tanggung jawab untuk mengambil data rugosity (kompleksitas dasar perairan terumbu karang). Itu berarti, saya harus menerobos arus laut demi mendapatkan data. Total jarak yang harus ditempuh selama pengambilan data yaitu 150 meter. Menerobos arus laut yang kuat sepanjang 150 meter, sebuah perjuangan yang keras.
Saya melakukan pengambilan data menggunakan metode transek maya. Bukan Luna Maya. Transek maya dibuat dalam dua ukuran. Pertama, transek maya ukuran 1 x 1 micro dan 5 x 5 macro. Secara umum, teknis pengambilan datanya kira-kira seperti ini:
- Saya akan berhenti di setiap titik tertentu (jarak antara titik satu dan titik berikutnya 5 meter berdasarkan roll meter, lalu membuat sebuah transek maya.
- Setelah transek maya dibuat, saya akan mengamati bentuk dasar perairan terumbu karangnya.
- Selanjutnya, mencatat kategori nilainya di kertas underwater (tempat mencatat di bawah air)
Intinya, hal yang terpenting dari tugas kali ini yaitu mengkhayal. Namun ternyata itu bukanlah hal yang mudah. Hal tersulit dari metode transek maya yaitu membuat khayalan transek. Tapi, betapa sulitnya membuat transek khayalan di saat tubuh terombang ambing karena arus laut. Sulit, tetapi tetap harus dilakukan.
Butuh ± 1 jam untuk kami menyelesaikan proses pengambilan data. Waktu yang cukup lama dibandingkan dengan titik sebelumnya. Saya dan tim kembali ke Kapal Menami dengan sehat, hanya mental saja yang mengalami syok berat. Hari itu merupakan hari terberat sekaligus menegangkan bagi saya.