NASIB BEKANTAN DI KALIMANTAN
Sejak zaman es mencair,Bekantan (Nasalis larvatus), primata ini terperangkap di pulau Kalimantan, primata ini berevolusi berbeda dari primata lainnya dibumi, berhidung mancung berbentuk seperti umbi menggantung dan berukuran panjang, juga berperut gendut, bekantan mengasup bermacam daun dan buah, didalam tubuhnya daun terfementasi menghasilkan kekebalan alami dan sumber energi.
Bekantan hidup di hutan mangrove, rawa dan daerah riparian yang menyediakan tumbuhan pakan yang cukup bagi satwa ini. kondisi alami habitat bekantan berada daerah lahan basah seperti hutan rawa gambut, bakau, satwa ini sangat tergantung pada daerah riparian yaitu daerah peralihan antara sungai dengan daratan, dimana wilayah ini memiliki karakter yang khas, karena adanya perpaduan lingkungan perairan, daratan dan sungai, walaupun sebagian kecil populasi bekantan ada yang hidup di hutan dipterocarpaceae dan hutan kerangas di tepi sungai (Saltar et al. 1985 dalam Bismark 1995).
Luas habitat bekantan diperkiraakan 29.500 km2, dari luas tersebut, 40% di antaranyasudahberubahfungsi dan hanya 4,1% dikawasan konservasi (McNeely 1990 dalam Bismark 1995). Primata endemik di pulau Kalimantan ini memiliki peran penting dalam mempertahankan keutuhan ekosistem khususnya daerah lahan basah.
Jumlah populasi bekantan diperkirakan pada tahun 1986 McKinnon menaksirkan jumlah populasi bekantan hanya 250.000 individu, 25.000 populasi diantaranya berada di kawasan konservasi. Berdasarkan Yeager dan Blondal (1992), bekantan yang ada di kawasan konservasi kurang dari 5000 individu sedangkan habitat bekantan yang berada dalam kawasan konservasi hanya 4,1 persen dari seluruh habitat bekantan (McNeely et al., 1990). Pada tahun 1994 populasi bekantan di Kalimantan di duga berjumlah 114.000 individu (Bismark, 2009) dan dalam hitungan PHVA bekantan tahun 2004, populasi bekantan diduga tinggal 25.000 individu, dan yang berada di kawasan konservasi berjumlah sekitar 5.000 individu.
Peran Hukum dan Rencana Aksi Konservasi Belum Memadai
Musuh alami bekantan adalah macan dahan (Neofelis diardi), satwa predator ini pengontrol populasi bekantan di alam liar, musuh lainnya manusia, bekantan masih diburu di daerah tertentu di Kalimantan, bekantan masih sering dijadikan masyarakat sebagai sumber untuk memenuhi kebutuhan protein hewani (subsisten), disamping hal lainnya dengan menjadikan daging bekantan sebagai umpan yang manjur untuk berburu labi-labi (kura – kura air tawar) dan perburuan lainnya untuk diperdagangkan.
Musuh terbesar lainnya bagi bekantan adalah pengrusakan habitat, konversi hutan alam dan fragmentasi habitat yang di gerakan oleh kebijakan untuk pembukaan kebun tambang dan lahan mangrove, kondisi populasi bekantan dapat punah, apabila tidak ada usaha serius perlindungan oleh Pemerintah, hal ini disebabkan semakin meningkatnya ancaman pengrusakan habitat dan maraknya perburuan, ini seperti dialami oleh satwa langka lainnya di Indonesia, perlindungan hukum bagi bekantan masih bias, walau telah ada Undang-Undang yaitu Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 Tentang Konservasi Alam dan ekosistem serta telah ada Strategi dan Rencana Aksi Konservasi Bekantan 2013-2022 yang telah disusun oleh Pemerintah.
Tapi aksi ini lagi-lagi sulit diimplementasikan, peraturan ini terkendala oleh sumber daya manusia dan belum menyentuh akar masalah konservasi bekantan, habitat bekantan berada di luar kawasan konservasi, akibatnya makin sempitnya habitat dan perburuan, belum lagi bekantan masih di anggap tidak penting oleh pemerintah, bekantan tidak dijadikan bahan pertimbangan utama dari sebuah rencana pembangunan dearah dalam mendukung pembangunan secara berkelanjutan.
Hilangnya habitat dan populasi bekantan di suatu wilayah di Kalimantan sepertinya sudah dianggap sebagai sebuah kewajaran dan konsekuensi adalah orientasi pembangunan untuk kepentingan ekonomi dan mengabaikan aspek kelestarian keanekaragaman hayati.
Usaha Konservasi Bekantan
Bekantan sebagai menjalankan peran ekologi yang dilakukan di alam liar dalam menjaga ekosistem yang menjadi habitatnya, untuk menjamin tersedianya jasa ekosistem untuk menunjang kesejahteraan manusia. Jasa bekantan terbesar adalah pembentuk hutan di wilayah lahan basah dan kawasan mangrove di Kalimantan. Bekantan mengatur silvikultur hutan dengan memakan daun dan pucuk tanaman, hingga tanaman tumbuh sedemikian kompleks.
Dari aspek legal formal sudah ada dan membantu mencegah bekantan dari ancaman juga upaya penegakan hukum terhadap perburuan dan perdagangan illegal bekantan, juga terhadap tindakan illegal perusakan serta penghilangan habitatnya, dapat dilakukan secara optimal dengan meningkatkan perlindungan terhadap bekantan dengan melakukan patroli oleh polisi kehutanan yang bekerjasama dengan lapisan mayarakat dan pihak pengelola hutan mangrove dan lahan basah, dengan demikian, konservasi bekantan harus dilakukan secara terintegrasi dengan melakukan berbagai cara yang efektif, termasuk dengan pendekatan moral dengan melibatkan seluruh pihak yang berkepentingan terhadap primata unik ini.
Beberapa solusi untuk konservasi adalah, pertama, adanya penunjukan areal perlindungan khusus bekantan, upaya konservasi yang juga mungkin dilakukan adalah menetapkan beberapa areal habitat bekantan yang relatif masih aman sebagai areal perlindungan bekantan dan mulai dilakukan kegiatan wisata terbatas untuk menyusuri areal mangrove sambil melakukan pengamatan bekantan bisa dilakukan wisata riset khusus untuk mahasiswa lokal, nasional dan internasional.
Kedua, sosialis bagi masyarakat dilakukan untuk menyampaikan tentang kondisi keanekaragaman hayati yang ada di sekitarnya, tiga pengembangan ekowisata berbasis masyarakat, konsep pengelolaan tersebut secara langsung akan memberikan manfaat ekonomi bagi masyarakat lokal, minat pariwisata saat ini mengarah pemanfaatan bekantan di alam liar dan dapat dilihat secara alami sehingga ekowisata potensial. Keberadaan bekantan dapat menjadi daya tarik utama ekowisata kegiatan konservasi ex-situ hal ini dapat dibuat diseluruh Kalimantan dan bertujuan untuk mengcaptive/re stocking bekantan di alam.
Hilangnya bekantan juga dapat berdampak pada turunnya kualitas lahan basah, secara alami juga hilangnya bekantan juga berpenagruh pada turunnya populasi macan dahan Kalimantan, bekantan adalah primata unik di Kalimantan yang menjadi simbol baik dan sehatnya hutan di Kalimantan.
Ditulis oleh: Azhar
Alumnus Sekolah Tinggi Ilmu Kehutanan TGK Chik Pantee Kulu Banda Aceh