PANDA MOBILE SEBARKAN PESAN KONSERVASI DI SEKOLAH BERBASIS LINGKUNGAN
Oleh: Natalia Trita Agnika
Tak banyak sekolah formal di Indonesia yang berbasis lingkungan hidup. Oleh karena itu, tim Panda Mobile merasa senang ketika mendapat undangan dari Sekolah Alam Tanah Tingal, Ciputat, Tangerang Selatan pada Senin (05/09) yang lalu. Sekolah ini merupakan salah satu lembaga pendidikan yang ikut memperkaya khasanah pendidikan nasional dengan berbasis wawasan lingkungan. Para siswanya diajak untuk memiliki kepedulian dan kecintaan terhadap lingkungan sehingga dapat lebih menghargai lingkungannya.
Dalam kunjungan tersebut, tim Panda Mobile membawakan tema “Satwa dan Lingkungan”. Mengenakan seragam pencak silat, para siswa menyambut kedatangan tim Panda Mobile yang membuka kegiatan dengan memperkenalkan berbagai satwa payung seperti gajah, harimau, orangutan, penyu, hiu paus, dan badak. Kepada para siswa, volunteer dari Panda Mobile menjelaskan bahwa dengan menyelamatkan satwa-satwa tersebut, berarti kita turut menyelamatkan habitat dan satwa lain yang tinggal di habitat yang sama.
Setelah itu, Kak Ryan dan Kak Biyong mendongeng tentang orangutan. Para siswa nampak terkesima dengan dongeng yang dibawakan sembari sesekali diiringi permainan gitar. Dalam dongeng tersebut dikisahkan anak orangutan terpisah dari induknya karena dikejar oleh pemburu. Kak Ryan mengajak para siswa untuk menyayangi orangutan dan satwa lainnya. Gelak tawa terdengar ketika ada adegan lucu ditampilkan dalam dongeng.
Pada kegiatan selanjutnya, para siswa dibagi menjadi tiga kelompok. Masing-masing kelompok mengikuti kegiatan yang berbeda di lokasi yang berbeda didampingi oleh para volunteer Panda Mobile. Di atas truk Panda Mobile, ada kegiatan menonton film. Ada beberapa koleksi film tentang lingkungan hidup yang diputarkan untuk para siswa. Film berjudul “Gajah Sumatera” memperlihatkan kondisi gajah Sumatera di habitat aslinya serta konflik yang muncul dengan manusia. Lalu ada juga film “Brazil Domino”, “Planet Plastic”, dan “Banyu”. Ketika menonton timbulan sampah yang cukup tinggi di film “Banyu”, salah satu siswa bertanya, “Memang ada ya gunung sampah setinggi itu? Kenapa bisa begitu?” Volunteer yang sedang mendampingi kegiatan menjelaskan bahwa timbulan sampah yang tinggi dapat dilihat di Tempat Pembuangan Akhir. Timbulan itu tercipta akibat jumlah sampah yang makin banyak dan terutama dihasilkan oleh sampah yang susah terurai, seperti plastik.
Selain menonton film, para siswa yang masih TK diajak untuk mengenal berbagai satwa dilindungi melalui kegiatan mewarnai. Dengan penuh perhatian, mereka mewarnai gambar badak Jawa, gajah Sumatera, dan harimau Sumatera pada lembaran yang sudah disediakan. Sedangkan para siswa SD diajak memanfaatkan kertas koran yang sudah tak terpakai dengan membuatnya menjadi paper bag.
Halaman sekolah yang menyatu dengan alam dimanfaatkan para volunteer untuk mengajak para siswa bermain games “Harimau dan Pemburu”. Suasana ceria terlihat ketika siswa yang ditunjuk sebagai harimau berlari dengan penuh semangat berusaha menghindari pemburu. Siswa yang lain membentuk lingkaran dan menyemangati harimau supaya bisa selamat.
Tika, salah satu orangtua yang turut mendukung kehadiran Panda Mobile di sekolah tersebut merasa sangat senang dengan kunjungan Panda Mobile. Dalam kesehariannya, Tika senantiasa mengajak anak-anaknya untuk lebih peduli dengan lingkungan. Salah satu caranya adalah dengan membiasakan anak-anaknya menggunakan sepeda sebagai alat transportasi ke sekolah. Ia juga berharap, WWF-Indonesia melalui kegiatan Panda Mobile dapat lebih memperbanyak kegiatannya, terutama dalam menyebarkan hal-hal yang berkaitan dengan solusi dalam permasalahan lingkungan hidup. “Misalnya saja memberikan informasi apa yang bisa kita lakukan dengan limbah minyak goreng (jelantah),” usul perempuan pecinta lingkungan hidup tersebut.