PENGENDALIAN PENANGKAPAN UNTUK EKOSISTEM YANG BERKUALITAS
Oleh: Haditya Pradana, Andini Kusumasari, dan Irwanto
Pada 15-17 Maret 2016 silam, sebanyak 30 peserta mengikuti Workshop dan Pelatihan Pengendalian Penangkapan untuk Ekosistem yang Berkualitas. Kegiatan yang dilaksanakan di Manokwari, Papua tersebut diikuti oleh 30 peserta dari perwakilan DKP Provinsi Papua Barat, DKP Kabupaten Teluk Wondama, DKP Kabupaten Nabire, Institusi Perguruan Tinggi UNIPA, BBTNTC, Kelompok Nelayan Tapapai, mahasiswa dari UNIPA, serta masyarakat perwakilan dari kampung.
Dalam kesempatan itu, para stakeholder yang berkepentingan di dalam kawasan Taman Nasional Teluk Cendrawasih (TNTC) memberikan pemahaman kepada masyarakat, khususnya nelayan tentang cara penangkapan yang baik untuk menjamin stok ikan dan perbaikan kualitas ekosistem. Materi yang disampaikan meliputi kebijakan pengelolaan dan program perikanan di kawasan TNTC, pengelolaan perikanan dengan pendekatan ekosistem serta pengelolaan perikanan berbasis hak, pentingnya melakukan kegiatan pengendalian penangkapan serta strategi-strategi penangkapan, mekanisme implementasi jumlah tangkapan yang dibolehkan (Total Allowable Catch), pentingnya pengelolaan kawasan, penerapan aturan alat tangkap dan pengendalian jumlah tangkapan, Best Management Practice perikanan karang dan penjelasan tentang form data pengukuran tangkapan ikan, serta Suplay Chain dan Mekanisme pada Unit Penampungan Ikan Hidup.
Workshop ini memberikan dampak yang cukup baik bagi para peserta, khususnya masyarakat yang berprofesi sebagai nelayan. Salah satu dampak positif terlihat dalam sebuah diskusi yang dilakukan pada waktu evaluasi hasil kegiatan. Masyarakat mengutarakan pendapatnya bahwa sangat penting melakukan kegiatan pengelolaan perikanan secara berkelanjutan dengan metode pengendalian penangkapan, pengaturan alat tangkap dan melakukan perhitungan stok perikanan. Mereka juga melontarkan beberapa gagasan yang akan mereka lakukan ketika kembali ke kampung masing-masing untuk memastikan agar stok perikanan tetap terjaga. Bahkan, salah satu peserta dari Kampung Sombokoro, Kabupaten Teluk Wondama yang merupakan kepala kampung langsung menghubungi masyarakat kampung setelah kegiatan tersebut. Ia menginstruksikan agar kegiatan perikanan di kampung dihentikan sementara sampai ia kembali untuk menyampaikan kepada masyarakat tentang hasil kegiatan workshop dan pelatihan ini. Selain itu, masyarakat juga berharap kegiatan ini dapat berlanjut ke depannya demi kelestarian ekosistem dan stok perikanan tetap terjaga untuk masyarakat di kawasan Taman Nasional Teluk Cendrawasih.
TNTC merupakan Taman Nasional Laut terluas di Indonesia yang mencakup dua wilayah Kabupaten, yaitu Kabupaten Teluk Wondama dan Kabupaten Nabire. Kawasan ini juga menyumbang sebagian besar Pendapatan Asli Daerah yang bersumber dari sektor perikanan. Permintaan pasar terhadap sumber daya perikanan yang semakin meningkat dikhawatirkan akan memengaruhi pola pemanfaatan sumber daya perikanan di kawasan tersebut. Apalagi dalam beberapa tahun terakhir, hasil tangkapan nelayan untuk jenis ikan demersal karang telah mengalami penurunan jumlah dan ukuran tangkapan. Selain itu, wilayah penangkapan (fishing ground) masyarakat nelayan juga semakin jauh sehingga produksi sumber daya untuk jenis ikan demersal mengalami penurunan. Penangkapan ikan pelagis kecil yang menjadi target juga mengalami kendala, yaitu tergantung pada musim penangkapan.
Pemanfaatan yang berlebihan tanpa adanya pengendalian akan menurunkan potensinya. Jika tidak ada mekanisme pengelolaan yang baik untuk menangani hal tersebut maka akan terjadi penurunan stok sumberdaya ikan. Karena itu, masyarakat yang mengikuti workshop diharapkan dapat menularkan pengetahuan yang telah diperoleh serta mempraktekkan konsep dan strategi pengendalian penangkapan dalam kehidupan mereka sehari-hari.
Hadirnya pemerintah daerah sebagai pemangku kebijakan pada kegiatan tersebut juga bertujuan agar masyarakat dapat memiliki peranan penting dalam kegiatan pengelolaan perikanan secara berkelanjutan. Masyarakat di dalam kawasan TNTC memiliki hak untuk mendapatkan hasil sumber daya dan merekalah yang akan merasakan dampak langsung dari kegiatan perkanan yang dilakukan. Oleh karena itu, perlu upaya yang cukup kompleks untuk mengembalikan peran masyarakat menata kelola kawasan dan menjagastok perikanan agar hubungan timbal balik antara kawasan konservasi dan kesejahteraan masyarakat tetap terjalin.