RENCANA KERJA POKJA FOKUS PERKUAT PENGELOLAAN KEPITING BAKAU
Kepiting bakau merupakan salah satu komoditas unggulan yang berasal dari Pulau Kei Kecil, Maluku Tenggara. Rata-rata bobot yang mencapai 2 kg per ekor membuat kepiting bakau ini memiliki daging yang tebal dan diminati banyak penggemar makanan laut. Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Provinsi Maluku dan Yayasan WWF Indonesia telah menginisiasi program perbaikan perikanan kepiting bakau di Pulau Kei Kecil sejak tahun 2016.
Pada 12 Januari 2022, dibentuklah Kelompok Kerja (Pokja) Kepiting Bakau Maluku Tenggara yang difasilitasi oleh Yayasan WWF Indonesia sebagai mitra DKP Provinsi Maluku. Pembentukan Pokja ini didasarkan pada hasil dari pertemuan para pemangku kepentingan pada Januari 2021 agar dapat mempermudah implementasi Rencana Aksi Program Perbaikan Perikanan Kepiting Bakau di Kabupaten Maluku Tenggara. Salah satu program dalam rencana aksi tersebut yaitu penerapan Monitoring, Control, and Surveilance (MCS) atau Pemantauan, Pengendalian dan Pengawasan. Program ini akan dituangkan kedalam rencana kerja dimana semua pemangku kepentingan akan bekerja sama dalam meningkatkan pengelolaan serta pengawasan perikanan kepiting bakau di Maluku Tenggara.
Pertemuan yang diadakan secara daring dan luring tersebut dihadiri oleh DKP Provinsi Maluku, Dinas Perikanan Kabupaten Maluku Tenggara, Bappeda Provinsi Maluku, PSDKP Tual, Cabang Dinas Kelutan dan Perikanan Gugus Pulau VIII, Universitas Pattimura, Politeknik Negeri Perikanan Tual, LC EAFM UNPATTI, perwakilan nelayan, perwakilan tokoh adat, dan pejabat desa. Peserta kegiatan merupakan perwakilan para pemangku kepentingan terkait pengelolaan kepiting bakau di Pulau Kei Kecil Kabupaten Maluku Tenggara.
Pada sambutannya dalam pertemuan Pokja, Kepala DKP Provinsi Maluku, Dr. Abdul Haris, S.Pi, M.Si menyampaikan salah satu bentuk dukungan DKP Provinsi Maluku adalah turut aktif melakukan diskusi-diskusi dengan para pemangku kepentingan pengelolaan kepiting bakau Maluku Tenggara. Ia juga menghimbau kepada para peserta yang merupakan anggota Pokja agar bersama mempercepat proses perbaikan perikanan ini.
“Tentunya kami dari DKP Provinsi Maluku akan terus mendukung program perbaikan perikanan ini agar pengelolaan kepiting bakau di Ohoi/Desa Evu menjadi percontohan perikanan kepiting bakau di wilayah Maluku lainnya khususnya Maluku Tenggara untuk tetap menjaga kualitas dan berpegang pada prinsip perikanan berkelanjutan,” tambahnya.
Pada kegiatan ini, Viktor Nikijuluw dari Conservation International Indonesia juga memaparkan perihal Indeks Kesehatan Laut Indonesia (IKLI) tentang indikator pada status Kesehatan laut Indonesia dalam atasan geografis tertentu dan dalam waktu tertentu. Indonesia memiliki nilai IKLI sebesar 65 yang artinya kebijakan dan aksi Kesehatan laut Indonesia masih belum begitu bagus dimana nilai maksimal IKLI adalah sebesar 100. Viktor juga menyampaikan agar tetap melestarikan nilai-nilai kearifan lokal pada implementasi program perikanan ini.