SERUNYA SOSIALISASI DAN PENDIDIKAN LINGKUNGAN DI WILAYAH RIMBANG BALING
Oleh: Tantia Shecilia
WWF-Indonesia melakukan sosialisasi terkait Rimbang Baling serta program kerja WWF dan BBKSDA dan pengenalan program Imbau di Desa Pangkalan Serai dan Desa Aur Kuring. Pemilihan kedua desa tersebut berdasarkan hasil survei dan diskusi dengan tim TPU dan RBM. Warga kedua desa tersebut dikenal aktif beraktifitas ke dalam kawasan hutan seperti berburu dan mengambil kayu. Sosialisasi ini juga digunakan oleh tim TPU/RBM untuk bersosialisasi informal mengenai konservasi atau mendapatkan informasi terkait dari masyarakat desa.
Pada 6 April 2016, tim volunteer tiba di Desa Pangkalan Serai untuk mempersiapkan segala kebutuhan acara serta mengajak anak-anak yang ada di Desa Pangkalan Serai untuk bermain sambil belajar. Acara sosialisasi dimulai keesokan harinya pada pukul 20.20 WIB. Acara berjalan lancar dengan dihadiri oleh sebagian warga Desa Pangkalan Serai.
Keesokan paginya, sosialisasi mengenai WWF dan peranannya dilakukan di SDN 016 Pangkalan Serai. Sosialisasi ini tidak hanya diikuti oleh para siswa namun juga guru-guru dan kepala sekolah SDN 016 Pangkalan Serai. Anak-anak diajak bermain melalui beberapa ice breaking yang dilakukan oleh tim volunteer agar tidak merasa jenuh dengan materi yang diberikan.
Setelah acara di SDN 016 Pangkalan Serai usai, kami pun bertolak ke Desa Aur Kuning untuk mengadakan pendidikan lingkungan sebagai edukasi informal untuk anak-anak SD dan SMP serta pembentukan perpustakaan umum Desa Aur Kuning. Pendidikan lingkungan tersebut dilakukan melalui penyediaan buku-buku pelajaran ataupun buku cerita. Sesampainya di Desa Aur Kuning, tim volunteer menuju ke lokasi yang sebelumnya telah dipilih untuk dijadikan perpustakaan. Dibantu oleh anak-anak yang sedang bermain di sekitar lokasi, kami bergotong royong untuk membersihkan perpustakaan tersebut. Selain itu, kami juga membuat rak buku dan memperbaiki lemari perpustakaan yang rusak.
Pada tanggal 9 April 2016, acara peresmian perpustakaan umum desa Aur Kuning dilakukan secara simbolis oleh Syamsidar (WWF Riau) dan Bpk. Zulkfli (BKSDA Riau) bersama Ketua BPD Desa Aur Kuning karena Kepala Desa bertugas ke kecamatan. Acara yang berlangsung dengan lancar ini juga dihadiri oleh guru-guru SMP serta anak-anak SD dan SMP Desa Aur Kuning. Anak-anak diajak untuk melihat ruang perpustakaan secara bergantian. Mereka menyambut perpustakaan ini dengan antusias dan tak sabar ingin membaca semua buku yang kami bawa.
Anak-anak Desa Aur Kuring juga diberikan pendidikan informal oleh volunteer melalu story telling dan beberapa permainan sebagai bentuk penyadartahuan terhadap pentingnya menjaga hutan dan satwa yang ada di Rimbang Baling, khususnya harimau. Story telling yang berjudul “Manusia dan Harimau” ini menceritakan tentang harimau yang kelaparan akibat tak menemukan rusa sebagai makanannya karena tempat tinggal rusa telah dihancurkan oleh manusia si penebang pohon. Anak-anak tampak serius dan penasaran menyaksikan kisah manusia dan harimau tersebut.
Metode penyampaian materi menggunakan wayang sengaja dipilih agar materi yang disampaikan dapat terserap dengan mudah dan menarik. Nantinya materi yang disampaikan akan diperankan oleh anak-anak Desa Aur Kuning menjadi sebuah drama dan ditampilkan di Malam Penampilan Seni. Usai menyampaikan cerita melalui wayang, anak-anak diajak bermain games “Tepuk hutan dan Harimau”. Selain melatih konsentrasi, permainan ini juga memiliki nilai konservasi terkait hutan dan harimau.
Pada hari kedua, tanggal 10 April 2016, pendidikan lingkungan kembali diadakan di halaman kantor desa dan di lapangan dengan materi pendidikan lingkungan yang terfokus pada sungai. Hal ini dimaksudkan agar anak-anak dan masyarakat mengetahui bahwa hutan, satwa dan sungai merupakan suatu kesatuan dan saling mempengaruhi. Jika satu dari ketiganya rusak, maka yang lain pun akan terancam keberadaannya. Beragam manfaat sungai untuk berbagai satwa di hutan termasuk harimau juga diceritakan melalui dongeng. Jika sungai tercemar, maka harimau pun tidak dapat minum. Mereka diajarkan untuk menjaga sungai dengan cara tidak membuang sampah ke sungai. Materi ini diperkuat dengan permainan “Rusa dan Harimau” dimana setiap anak dibagi perkelompok dan tiap kelompok dipilih 6 orang untuk memerankan limbah, satu orang sebagai harimau, dan satu orang lagi sebagai rusa. Suasana belajarpun menjadi lebih seru.
Anak-anak diminta untuk merefleksikan materi yang telah disampaikan dalam sebuah gambar. 4 orang anak yang memiliki gambar paling bagus dipilih untuk mempresentasikan langsung gambarnya di hadapan orang tua mereka pada saat acara penampilan seni. Hal ini diharapkan dapat memberi penyadaran kepada orang tua mereka, sehingga menekan aktifitas ilegal seperti perburuan liar ataupun illegal logging khususnya di Desa Aur Kuning dan Rimbang Baling.
Keesokan harinya, kami melakukan gladi bersih untuk persiapan penampilan seni. Anak-anak yang memerankan drama, puisi, ataupun presentasi gambar telah berkumpul di lapangan badminton Desa Aur Kuning untuk berlatih dengan dibimbing oleh volunteer dan pemuda Desa Aur Kuning, Dody. Ia juga ikut menampilkan randai berjudul “onceleco”. Pada malam hari, acara ini pun dimulai meski sempat diguyur hujan. Acara dimulai dengan pemutaran video dokumentasi kami selama 4 hari di Desa Aur Kuning dan dilanjutkan dengan kata sambutan oleh Muhammad Afdhal mewakili WWF Program Riau. Acara ditutup dengan pemutaran film “Sungai Untuk Semua”. Warga yang menyaksikan penampilan seni malam itu sangatlah terhibur.
Pada tanggal 12 April 2016 kami berpamitan kepada warga untuk kembali ke Pekanbaru. Kami menyempatkan waktu untuk singgah ke perpustakaan sambil membawa meja belajar dan tikar untuk inventaris perpustakaan. Perpustakaan desa ini diharapkan dapat menjadi pusat kegiatan edukasi yang dapat berfungsi sebagai tempat bermain, belajar, edukasi pelatihan atau hal-hal bermanfaat lainnya. Perpustakaan dibangun senyaman mungkin agar masyarakat juga tertarik untuk berkunjung. WWF akan melakukan pengelolaan jangka panjang dengan membuat kunjungan tiap semester untuk mengisi kegiatan edukasi dan kesadartahuan anak-anak di Desa Aur Kuning melalui pendidikan informal. Hal yang sama rencana akan dilakukan di Desa Pangkalan Serai. Kegiatan peresmian pustaka desa di desa ini dijadwalkan pada Juli atau Agustus 2016.