BERJUMPA LUMBA-LUMBA
Oleh: Ignatia Dyahapsari (WWF-Indonesia)
Ada yang istimewa ketika saya bersama tim darat pulang dari titik pengambilan data di Pulau Saponda. Terdapat dua desa di pulau kecil ini, Desa Saponda Laut dan Saponda Darat. Perjalanan kami hari ini diwarnai dengan cerita penemuan spesies kharismatik oleh penduduk desa.
Spesies kharismatik adalah biota laut yang terancam punah dan diindungi seperti penyu, dugong, lumba-lumba, paus, hiu paus, dan pari manta. Beberapa nelayan yang kami wawancara bercerita, sering sekali melihat lumba-lumba. Sepertinya bagi mereka, melihat lumba-lumba itu sudah biasa.
“Banyak sekali lumba-lumba di sekitar sini,” ungkap mereka. Saya jadi sedih karena selama perjalanan menuju Pulau Saponda, kami tidak melihat satu pun lumba-lumba. Mungkin, belum jodohnya. “Saya juga mau lihat lumba-lumba!” begitu yang saya bilang pada mereka. Semoga kesampaian di perjalanan pulang. Soalnya kata mereka, lumba-lumba bermunculan di pagi dan sore hari.
Waktu pun berjalan dan sebelum sore kami harus sudah berangkat mengejar Menami. Target kami, jam 2 harus sudah meninggalkan pulau ini. Karena kalau terlalu sore, Dinghy akan kesulitan mengejar Menami yang bergerak menuju titik selanjutnya. Dinghy adalah kapal fiber kecil yang kami gunakan. Kapal ini hanya muat beberapa orang dan tidak bisa berlayar cepat, sehingga perjalanan menuju ke Menami bisa memakan waktu lebih dari 1 jam.
Jam sudah menunjukkan pukul 2 siang, semua tim sudah berkumpul di dermaga dan langsung berangkat. Tiba-tiba di tengah perjalanan, terlihat dari sudut mata ada yang melompat. Ternyata lumba-lumba! Dan banyak!
Semua orang di atas Dinghy langsung melihat ke belakang mencari lumba-lumbanya. Yulius (WWF-Indonesia) langsung mengambil handphone dan membuka form occasional observation. Kami memang juga ditugaskan untuk menginput data spesies kharismatik yang tidak sengaja dijumpai. Saat kami sedang sibuk sendiri, sekawanan lumba-lumba itu perlahan menghilang.
Kami berusaha mencari mereka lagi, namun tidak ditemukan. Tiba-tiba, sekawanan lumba-lumba muncul di sisi lain kapal. Ternyata, mereka melewati kolong kapal tanpa kita ketahui. Kami berusaha merekam dan memotret sekawanan lumba-lumba tersebut, namun tidak mendapatkan gambar yang jelas.
Sesampainya di kapal, ternyata tim lain pun juga bertemu dengan lumba-lumba. Sambil istirahat dan bersantai, ada yang berteriak, “lumba-lumba!” Semua langsung memadati lambung kanan Menami. Ada dua lumba-lumba yang menampakkan diri. Kami bergegas mengambil handphone dan kamera dan berebut posisi terbaik untuk memotretnya.
Yang lebih menggembirakan, kedua lumba-lumba itu berenang cukup lama di sekitar kapal dan mengikuti laju kapal. Ternyata, lumba-lumba sering sekali mengejar kapal yang lewat. Memang seperti yang dikatakan nelayan Pulau Saponda, lumba-lumba menyenangkan untuk dilihat.