BERKARYA UNTUK LINGKUNGAN BERSAMA MEMBERS OF NATURE
"Ups, lilinnya mbleber keluar dari pola," celetuk Salma, salah satu anggota Members of Nature (MoNa), sambil tertawa kecil saat asyik membatik di Ruang Cenderawasih, Teras Malioboro 1, Yogyakarta, Sabtu, 30 November 2024. Meski begitu, dia tetap santai. Dengan cepat, Salma memperbaiki posisi canting di tangannya, mencelupkannya lagi ke lilin panas, ditiup pelan untuk mengatur alirannya, dan digoreskan dengan hati-hati di atas pola kipas.
Walaupun sudah sering membatik, tapi pengalaman Salma kali ini terasa lebih spesial. Sebab, lilin yang dipakai berasal dari sawit yang diproduksi secara berkelanjutan, bukan yang biasa. Kesempatan mengikuti workshop ini karena mengikuti rangkaian kegiatan Gelaran Ramah Bumi bersama WWF-Indonesia.
Gelaran Ramah Bumi adalah sebuah acara yang digagas untuk menyebarkan pesan agar masyarakat menggunakan produk berkelanjutan. Pada kegiatan ini, pengunjung Teras Malioboro dapat mengikuti talkshow bertema lingkungan, berbelanja barang-barang ramah lingkungan, sampai ikutan olahraga poundfit bersama instruktur kenamaan. Sementara masyarakat luas pun bisa menyimak keseruan kegiatan dari tayangan di akun Youtube WWF-Indonesia.
Di antara pengunjung Gelaran Ramah Bumi itu, ada Salma dan 24 anggota MoNa yang mengikuti MoNa Camp sejak sehari sebelumnya. Pada kegiatan khusus member itu, mereka sudah lebih dulu belajar produk berkelanjutan di Kampoeng Batik Laweyan, Solo. Perjalanan mereka pada 29 November 2024 dimulai dengan eksplorasi sejarah kampung wisata batik Laweyan, lalu mengobrol santai bareng pengrajin tentang batik berkelanjutan. "Ternyata, menuju batik yang ramah lingkungan itu enggak gampang. Banyak yang harus diperhatikan, seperti penggunaan pewarna alami, lilin sawit, sampai instalasi pengelolaan limbah," ujar Alfa dari tim Kampoeng Batik Laweyan yang mendampingi perjalanan peserta.
Pada rangkaian MoNa Camp, peserta juga mengikuti talkshow Greenterview di penginapan The Allabun, ngobrol santai bareng tim WWF-Indonesia, diskusi dengan petani sapi lokal, dan menikmati keindahan alam sekitar. Pada sesi Greenterview, para MoNa mendengarkan Irfan Bachtiar, Climate and Market Transformation Director WWF-Indonesia yang sharing tentang sustainable commodities dan gaya hidup ramah lingkungan. “Sulit ngomong soal green lifestyle tanpa aksi. Saya sendiri sudah bertahun-tahun bawa tumbler ke mana-mana. Ini cara sederhana buat mengajak orang lain ikut mulai,” ceritanya.
Beberapa MoNa juga berbagi langkah-langkah sederhana yang mereka terapkan dalam kehidupan sehari-hari. Salah satu kebiasaan baik untuk Bumi yang disebutkan adalah tentang plastik. Sekti Mulatsih, Plastic Smart Cities Manager WWF-Indonesia, berbagi wawasan tentang masalah plastik di Yogyakarta menyebutkan, “Sampahmu tanggung jawabmu, tapi sampah juga tanggung jawab semua orang.”
Tidak hanya itu, anggota MoNa juga berkunjung ke tempat pemerahan susu sapi dan pengolahan slondok renteng, dilanjutkan dengan fun games di Ledok Sambi, seperti flying fox, archery, dan paintball. Semua peserta terlihat semangat dan menikmati setiap momen sebelum akhirnya bersiap untuk aktivitas berikutnya.
Usai dari MoNa Camp, peserta melanjutkan kegiatan ke acara Gelaran Ramah Bumi inilah, anggota MoNa mempraktikkan teori membatik sekaligus pengetahuan lingkungan yang didapat dari Solo dengan menggoreskan malam di atas kipas saat workshop. Istimewanya lagi, momen membatik ini ditemani MoNa Warrior, Asri Welas. Di samping itu, mereka juga menyimak talkshow, dan turut menyaksikan inaugurasi dan deklarasi kepada 21 UMKM binaan Program Sustainable Palm Oil (SPO), WWF-Indonesia.
Di penghujung acara, anggota MoNa mengabadikan momen yang berkesan. Dari perjalanan ini, mereka telah memahami pentingnya turunan produk sawit berkelanjutan, peran konsumen dalam pola hidup bijak, dan mengenal komoditas ramah lingkungan yang ada di pasar lokal. Mereka juga aktif berbagi ide dan kolaborasi untuk menciptakan dampak positif buat kelestarian alam. “Ternyata, WWF-Indonesia enggak cuma ngomongin satwa yang dilindungi saja, saya jadi tahu ada produk sawit berkelanjutan juga,” ujar salah satu MoNa.