KM. GURANO BINTANG BERLAYAR BERSAMA PELAJAR
Oleh: Natalia Trita Agnika
Kapal monitoring dan edukasi WWF-Indonesia, KM. Gurano Bintang sering menjadi tempat tujuan untuk belajar bagi para siswa di kampung-kampung di area Taman Nasional Teluk Cendrawasih (TNTC). Biasanya, para siswa naik ke KM. Gurano Bintang ketika kapal tersebut sedang bersandar atau ketika ada kegiatan open boat. Namun, dalam salah satu kegiatan Ekspedisi Saireri pada Selasa (07/06) yang lalu, KM. Gurano Bintang berlayar bersama para pelajar. Momen istimewa tersebut terjadi pada pelayaran dari kota Serui ke Sarawandori, kampung pertama dari beberapa kampung yang menjadi tujuan penelitian.
[Baca juga: Ekspedisi Saireri Bersama KM Gurano Bintang]
Selama kurang lebih satu jam, 12 siswa SMA 2 Serui, 13 siswa SD Inpres 1 Serui didampingi dengan guru, Wakil Bupati Kepulauan Yapen, dan beberapa pejabat SKPD Kepulauan Yapen mengikuti perjalanan KM. Gurano Bintang. Kesempatan tersebut dimanfaatkan Wakil Bupati dan para pejabat SKPD Kepulauan Yapen untuk berdiskusi dengan staf WWF-Indonesia mengenai berbagai potensi yang terdapat di Kabupaten Kepulauan Yapen. Dalam pelayaran singkat tersebut, para pelajar juga dapat makin mengenal keadaan laut di luar tempat tinggal mereka.
Meskipun tinggal dekat laut, ternyata beberapa pelajar mengalami mabuk laut. “Wah, bagaimana ini kalian. Tinggal dekat laut kok mabuk laut hehehe,” canda salah seorang guru pendamping. Para pelajar yang berada dalam kondisi sehat mengikuti pendidikan lingkungan hidup bertema kelautan. Mereka mendengarkan penjelasan tentang hiu paus di antara ayunan gelombang laut. “Saya senang melihat kegiatan seperti ini. Anak-anak dapat mengamati secara langsung kondisi laut di sekitar mereka sambil mendapat banyak pelajaran. Para pejabat instansi terkait di pemda juga dapat terlibat secara langsung dalam pengambilan data. Kesempatan seperti ini jarang terjadi,” ungkap Gusti Tanawani, salah seorang pegawai Radio Republik Indonesia kota Serui yang mengikuti pelayaran.
Sesampainya di Kampung Sarawandori, rombongan pelajar SD kembali ke kota Serui melalui jalur darat bersama rombongan Wakil Bupati Kabupaten Kepulauan Yapen. Sementara itu, rombongan pelajar SMA berjalan menuju Pantai Mioka yang terdapat di Kampung Sarawandori, Kabupaten Kepulauan Yapen. Mereka diajak oleh tim ESD (Education for Sustainable Development) WWF-Indonesia untuk melakukan pengamatan rantai makanan di ekosistem pesisir secara langsung. Sehari sebelumnya, mereka telah mendapat teori tentang rantai makanan ketika KM. Gurano Bintang bersandar di dermaga Serui. Kegiatan dibuka dengan permainan yang mengajak mereka untuk berkenalan satu sama lain. Dalam permainan itu, mereka juga diminta untuk menyebutkan jenis hewan laut yang mereka suka.
Setelah suasana makin hangat, mereka dibagi menjadi dua kelompok. Masing-masing kelompok berjalan menyusuri pantai hingga ke arah laut. Berbagai biota laut yang mereka temukan kemudian dicatat di buku untuk didiskusikan peranannya dalam rantai makanan. Para siswa tersebut sangat antusias dengan metode belajar secara langsung di alam. Hewan-hewan yang selama ini hanya mereka ketahui bentuknya, bisa ditanyakan namanya kepada tim ESD. Para siswa juga dapat menggambarkan skema rantai makanan dari temuan mereka. Usai kegiatan pendidikan lingkungan hidup, tim Ekspedisi Saireri melanjutkan kegiatan dengan pengumpulan data di Kampung Sarawandori. Berbagai informasi seputar Ekspedisi Saireri dapat diikuti melalui media sosial dengan tagar #XPDCSaireri.