MEMBANGUN PARIWISATA BAHARI BERTANGGUNG JAWAB
Penulis: Martina Rahmadani (Responsible Marine Bussiness Officer) dan Sainal (Responsible Marine Bussiness Fasilitator), WWF-Indonesia
Pariwisata merupakan salah satu sektor yang diandalkan sebagai sumber pemasukan saat ini. Geliat pengembangan wisata juga terlihat di kawasan Taman Nasional (TN) Taka Bonerate - taman nasional laut Indonesia yang terletak di bagian selatan Sulawesi - tepatnya di Kabupaten Selayar, Provinsi Sulawesi Selatan. Kondisi keanekaragaman hayati dan ekosistem perairan di dalamnya serta gugusan pulau-pulau kecil berpasir putih menyimpan potensi luar biasa untuk dikelola. Selain keindahan alam, aktivitas masyarakat serta keragaman budaya dari suku yang menghuni pulau-pulau di kawasan TN Taka Bonerate juga bisa menjadi magnet kuat pengunjung dan dapat memberikan pengetahuan bagi siapapun yang berkunjung di wilayah tersebut.
Taka Bonerate sebenarnya sudah lama menjadi destinasi unggulan di Kabupaten Selayar. Pengelola kawasan taman nasional dan beberapa pihak pun melihat peluang untuk berkolaborasi dalam pengembangan wisatanya. Hingga saat ini, wisatawan yang datang lebih banyak menghabiskan waktu menyelam dan menikmati keindahan pasir putih di Pulau Tinabo - salah satu pulau yang didesain sebagai pulau wisata di dalam kawasan TN Taka Bonerate. Nantinya, wisatawan diharapkan dapat merasakan wisata dengan konsep Model Desa Konservasi (MDK) yang saat ini sedang dikembangkan oleh pihak TN Taka Bonerate dengan melibatkan masyarakat.
Model Desa Konservasi sendiri merupakan desa yang dijadikan model/contoh bagi desa lain di sekitar kawasan konservasi dalam upaya pemberdayaan masyarakat dengan memperhatikan aspek konservasi, sosial, ekonomi, dan budaya setempat, serta akan menjadi contoh dalam pemberdayaan masyarakat di tempat (desa) lainnya. Kegiatan ini bertujuan untuk mempercepat pengembangan wisata alam yang bertanggung jawab di dalam kawasan. Harapannya, masyarakat mampu menjadi pelaku utama dalam pengelolaan wisata di kawasan TN Taka Bonerate
Desa yang menjadi target awal pengembangan MDK adalah Desa Rajuni yang merupakan wilayah kerja Seksi Pengelolaan Taman Nasional (SPTN) I dan Desa Jinato yang merupakan wilayah kerja SPTN II, dengan tujuan dapat dijadikan contoh bagi desa lain dalam pengembangan desa konservasi. Pengembangan MDK dilaksanakan pada tanggal 17 – 19 Mei 2016 di Desa Rajuni dan 20 – 22 Mei 2016 di Desa Jinato. Kegiatan yang diselenggarakan oleh Taman Nasional Taka Bonerate ini juga melibatkan berbagai pihak pelaku wisata, seperti Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI) Sulawesi Selatan, HPI Selayar, Tim Layanan Kehutanan Masyarakat (TLKM) Universitas Hasanuddin Makassar, Econatural, dan WWF-Indonesia Program Southern-Eastern Sulawesi Subseascape (SESS) sebagai pemateri. Tujuan kegiatan ini adalah mendorong partisipasi masyarakat dalam rencana penyusunan roadmap pengembangan MDK serta meningkatkan pengetahuan dan keterampilan peserta masyarakat Desa Rajuni dan Desa Jinato mengenai wisata bertanggung jawab berbasis pedesaan.
Hasil dari kegiatan ini adalah terbentuknya kelompok pengelola di masing-masing MDK, yaitu Kelompok Tau Pulo di Desa Rajuni dan Jinato Marennu di Desa Jinato. Selain terbentuknya kelompok, pada kegiatan sosialisasi kemarin anggota kelompok juga mempraktikkan materi, seperti kepemanduan, pembuatan paket wisata, dan mengidentifikasi beberapa rumah masyarakat yang siap untuk dijadikan tempat inap pengunjung. Sebagai lokasi percontohan MDK, tentu saja prinsip prinsip konservasi tidak terlepas dalam setiap kegiatan wisata yang ditawarkan. Untuk dapat memaksimalkan usaha ini, dukungan dari masyarakat, pemerintah, akademisi, LSM, serta sektor bisnis (mis. penyedia jasa lingkungan) sangat diperlukan. Terutama dalam proses penguatan kelompok dan desa untuk menjadi sebuah desa wisata berkualitas dengan memperhatikan keseimbangan lingkungan, sosial budaya, serta mampu meningkatkan ekonomi masyarakat sekitar.