MENGGALI POTENSI WISATA ALAM TN TAKA BONERATE BERSAMA MASYARAKAT SETEMPAT
Penulis: Martina Rahmadani (Responsible Marine Bussiness Officer, WWF-Indonesia)
WWF-Indonesia melalui tim program Southern-Eastern Sulawesi Subseascape (SESS) bersama Balai Taman Nasional (TN) Taka Bonerate melakukan penilaian terhadap potensi wisata kawasan TN Taka Bonerate dengan melibatkan masyarakat lokal melalui pemetaan potensi untuk desa wisata secara partisipatif.
Kawasan TN Taka Bonerate, yang terletak di Kabupaten Selayar, Sulawesi Selatan, merupakan salah satu kawasan taman nasional laut di Indonesia yang memiliki keindahan karang atol yang mengagumkan. Wilayah ini juga merupakan atol terluas ketiga setelah Kwajifein di Kepualauan Marshall dan Suvadiva di Kepulauan Maladewa, dengan luas total dari atol ini 220.000 hektare dan sebaran terumbu karang mencapai 500 km². Melihat potensi tersebut, Taman Nasional Taka Bonerate pun menjadi salah satu destinasi pariwisata yang diunggulkan di Kabupaten Selayar dan dapat menjadi magnet bagi para wisatawan pecinta keindahan bawah laut.
Untuk mendukung pengembangan wisata bahari di Taman Nasional Taka Bonerate, pada akhir Maret hingga awal April 2016 yang lalu WWF-Indonesia pun menggali informasi dari masyarakat sekitar yang tinggal di pulau-pulau di dalam kawasan taman nasional. Tim SESS WWF-Indonesia mengumpulkan data terkait kondisi sosial, budaya, ekonomi, serta potensi alam yang dimiliki masyarakat yang dapat menjadi aset bersama untuk dikembangkan menjadi daya tarik pariwisata di dalam kawasan Taman Nasional Taka Bonerate. Tim WWF-Indonesia melaksanakan Focus Group Discussion (FGD) dan mengajak penduduk di masing-masing pulau untuk secara aktif mendukung pengembangan potensi wisata di daerah mereka.
Selama delapan hari (28 Maret-4 April 2016), tim SESS WWF-Indonesia dan pihak Taman Nasional Taka Bonerate bersama LSM lokal di Selayar (Econatural Society) melakukan assessment di seluruh pulau berpenghuni di kawasan taman nasional, yaitu Pulau Jinato, Pulau Pasitallu Tengah, Pulau Pasitallu Timur, Pulau Rajuni Kecil, Pulau Rajuni Besar, Pulau Latondu, Pulau Tarupa. Tidak hanya itu, ada juga dua pulau yang dikunjungi masuk dalam zona pemanfaatan pariwisata TN Taka Bonerate: Pulau Taka Gantarang dan Pulau Tinabo. Tim SESS WWF-Indonesia melakukan penilaian awal kelayakan desa yang akan dikembangkan menjadi desa wisata. Ada delapan aspek yang menjadi poin penting penilaian: daya tarik, aksesibilitas, infrastruktur dan daya dukung, pasar, penerimaan masyarakat sekitar, keamanan dan keselamatan, status lahan, serta kebijakan. Selain itu, masyarakat di tiap desa di pulau-pulau ini juga berpartisipasi aktif dalam menggali potensi dan kondisi aktual di desanya masing-masing.
Mayoritas masyarakat di dalam kawasan TN Taka Bonerate bermata pencaharian sebagai nelayan. Namun, mereka sangat antusias dan terbuka untuk memberikan informasi mengenai kekayaan alam serta sosial dan budaya yang mereka miliki demi mengembangkan potensi ekowisata. Dari hasil FGD dan pemetaan potensi yang dilakukan secara partisipatif oleh masyarakat, terlihat bahwa potensi bahari yang ada di kawasan Taman Nasional Taka Bonerate cukup tinggi. Menurut masyarakat, satwa yang dilindungi seperti paus, lumba – lumba, penyu, pari, hiu serta schooling ikan karang sering dijumpai di perairan kawasan ini. Selain itu, tutupan karangnya pun tak kalah menarik dengan pemandangan bawah laut taman nasional lainnya di Indonesia. Dari hasil penilaian, dapat dilihat bahwa tiap pulau memiliki daya tarik wisata yang baik. Namun, tetap ada beberapa tantangan yang akan dihadapi dalam pengembangan wisata nantinya. Salah satunya adalah sarana dan prasarana pendukung wisata mengingat lokasi TN Taka Bonerate cukup jauh dari ibu kota kabupaten dan harus menempuh jarak selama 6 – 8 jam menggunakan transportasi laut.
Membangun Wisata Bahari yang Bertanggung Jawab
Pada tahun 2015, WWF-Indonesia program Southern-Eastern Sulawesi Subseascape (SESS) memulai program pengembangan wisata bahari yang berbasis komunitas di kawasan Taman Nasional Taka Bonerate. Kegiatan diawali dengan melakukan analisis awal mengenai situasi kepariwisataan, dilanjutkan dengan sosialisasi dan bersama pemerhati wisata di Selayar membentuk forum atau persatuan bagi penggiat dan pemerhati wisata di Taka Bonerate pada bulan Mei 2015. Forum yang terbentuk tersebut mengukuhkan namanya sebagai Perkumpulan Penggiat Pariwisata Selayar Taka Bonerate (P3ST). Tujuan program SESS WWF-Indonesia bergerak dalam bidang pariwisata bahari adalah untuk menekan dampak buruk kepada lingkungan dan memberikan nilai lebih pada masyarakat sekitar lokasi wisata.
Pengembangan wisata yang baik adalah wisata yang melibatkan masyarakat dan memberikan keuntungan bagi mereka yang berusaha keras untuk memperbaiki dan menjaga lingkungan sehingga mendapatkan nilai lebih dari kegiatan wisata itu sendiri. Untuk itu diperlukan peran banyak pihak, untuk mempercepat perbaikan ekonomi masyarakat salah satunya yaitu kerja sama antara pemerintah daerah, Taman Nasional Taka Bonerate, NGO/LSM, dan masyarakat setempat.