MENYELAM RASA PERANG
Oleh: Erlangga Diga (Reef Check Indonesia)
Hari itu (22/10), kami melakukan kegiatan penyelaman di lokasi yang jauh dari pemukiman. Cuaca yang mendung dan arus yang kuat menjadi tantangan bagi kami untuk melakukan pengambilan data. Penyelaman pertama berjalan tanpa kendala, namun kami melihat hamparan rubble atau pecahan karang yang merupakan hasil dari bom yang diledakkan di dasar laut.
Setelah selesai melakukan penyelaman pertama, kami pindah ke lokasi penyelaman yang kedua. Baru sesaat turun menyelam, kami langsung disambut dengan suara ledakan yang kami kenali. Iya, suara bom yang masih digunakan untuk menangkap ikan. Kemudian saya berenang sambil mengambil data, dan terdengar kembali suara ledakan dan berulang hingga tujuh kali.
Sebuah rekor dalam hidup yang baru pertama kali saya alami. Pertama kalinya, saya mengalami menyelam rasanya seperti berperang. Berhadapan dengan arus yang kuat, dan dikagetkan dengan suara ledakan yang banyak.
Bom merupakan salah satu metode penangkapan ikan yang sangat tidak ramah lingkungan. Selain mematikan semua ikan yang ada di area pengeboman, bom juga menghancurkan terumbu karang. Padahal, terumbu karang memiliki peran sangat penting bagi ikan sebagai tempat tinggal, pemijahan, dan pengasuhan.
Hal tersebut sangat memprihatinkan, mengingat lamanya waktu yang dibutuhkan terumbu karang untuk tumbuh dan berkembang. Namun, hancur dalam sesaat karena ambisi manusia untuk cepat mendapat ikan dalam jumlah banyak.
Penggunaan bom juga berdampak besar bagi ekosistem pesisir yang saling berkaitan. Bila salah satu ekosistem rusak, maka akan terjadi ketidakseimbangan. Semoga kejadian seperti ini tidak terjadi lagi, dan cukup kami saja yang mengalaminya.