MULUNG CILIWUNG MENJADI WADAH MASYARAKAT UNTUK PEDULI SAMPAH
Kegiatan Mulung Ciliwung kembali dilaksanakan WWF-Indonesia, relawan HSBC, Komunitas Ciliwung Depok, beberapa relawan dari komunitas, dan instansi terkait. Kali ini kegiatan Mulung Ciliwung dilaksanakan pada Minggu (24/02) di salah satu segmen Sungai Ciliwung, tepatnya di Boulevard Grand Depok City, Depok. Kegiatan Mulung Ciliwung tersebut dilaksanakan dalam rangka Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN) yang diperingati setiap 21 Februari.
Berbeda dengan kegiatan sebelumnya, selain memungut sampah yang ada di bantaran sungai, kegiatan Mulung Ciliwung juga diisi dengan perawatan tumbuhan di sekitar bantaran sungai dan memberi edukasi tentang pemanfaatan sampah plastik menjadi ecobrick.
Kegiatan ini turut dihadiri oleh Direktur Penilaian Kinerja Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) dan Limbah Non B3-KLHK, Sinta Saptarina Soemiarno, dan perwakilan dari BPDAS HL Citarum Ciliwung, Tarunajaya. Menurut Arung Ramadhan selaku ketua kegiatan dan relawan Komunitas Ciliwung Depok, peserta Mulung Ciliwung kali ini cukup banyak. “Seluruh peserta terlihat happy namun tetap mengutamakan safety karena berkegiatan di alam,” tuturnya.
Aksi yang dilakukan para relawan berhasil mengumpulkan sekitar 1,2 ton sampah non organik dalam kurun waktu tiga jam. Arung Ramadhan menjelaskan bahwa hal itu menunjukkan masih banyak masyarakat yang kurang peduli dengan lingkungan. Arung Ramadhan berharap kegiatan ini dapat menumbuhkan kepedulian, khususnya bagi peserta yang terlibat maupun warga yang melihat kegiatan tersebut.
Sampah non organik yang telah dikumpulkan dalam kantung sampah kemudian dilarung mengikuti arus sungai hingga ke satu titik tertentu untuk diambil dengan katrol. Kumpulan sampah tersebut kemudian ditimbang dan dimuat ke dalam truk Satuan Tugas Kebersihan Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan Kota Depok. Kegiatan larung dan angkut kantung sampah tersebut menjadi salah satu atraksi yang menarik bagi masyarakat sekitar.
Kegiatan Mulung Ciliwung merupakan salah satu cara untuk mengurangi sampah yang mencemari sungai. Selain itu, kita juga harus mengurangi produksi sampah dari diri sendiri, misalnya dengan penggunaan tumbler untuk mengurangi sampah botol plastik, membawa tas belanja sendiri untuk mengurangi penggunaan keresek, dan tidak menggunakan sedotan plastik.