PANDA CLICK! SEBAGAI PEMBERMAKNAAN EKSISTENSI MASYARAKAT MARJINAL - MENYEMPURNAKAN CERITA (BAGIAN 1)
“Sekitar 16 kilogram pak, ikan Tapah itu!” Irwansyah bercerita dengan semangat tentang ikan besar yang berhasil ia tangkap. Kedua tangannya merentang, menggambarkan panjang ikan tersebut. Pandangannya beredar memandang semua yang hadir dalam monitoring program Panda CLICK! Sebangau, Rabu, 10 Desember 2014. “Sudah sangat jarang ikan seberat itu sekarang”, tuturnya. Kebanggaan terselip di intonasinya. Tetapi, saat ditanya, mana fotonya, ia menghela nafas. “Lupa difoto Pak” ujar pria yang kerap disapa Teteh itu. Intonasinya tidak lagi berkobar.
Pengalaman yang dikisahkan Irwansyah mungkin benar. Berbagai cerita yang beredar dari mulut para nelayan Sebangau tentang ikan tangkapan yang besar bukan hal baru. Namun, fakta membutuhkan bukti. Fakta yang disampaikan secara lisan bisa bersifat hiperbola, dilebih-lebihkan, atau juga mengalami kekurangan informasi. Meski Irwasnyah dapat memaparkan secara baik di mana lokasi ia menangkap ikan besar, bagaimana cara menangkapnya, alat tangkap apa yang digunakannya, kapan ia mendapat keberuntungan itu, hal itu tidaklah cukup untuk menyempurnakan cerita. Rumus 5W 1H mengalami kekurangan, khususnya pada era ini, ketika masyarakat lebih mudah percaya secara visual.
Sebab itulah, fotografi menjadi hal yang tidak sepele. Irwansyah mungkin tidak perlu bersusah payah untuk membuat para pendengarnya percaya jika ia memiliki foto keberhasilan menangkap tapah raksasa. Cukup foto itu ditunjukkan, ditambahkan informasi tentang lokasi, waktu, dan bagaimana cara menangkapnya, fakta itu akan sangat mudah diterima. Kenyataan bahwa Sungai Sebangau menyimpan kekayaan ikan air tawar pun akhirnya tidak sekadar bersifat lisan. Foto menjadi bukti kebenaran hal tersebut, menjadi bukti bahwa ceritanya bukanlah fiksi.
Bandingkan cerita Irwansyah dengan cerita Zulkarnaen (31), satu di antara peserta Panda CLICK! Kecamatan Bunut, Kapuas Hulu, yang berhasil merekam kegiatan Orangutan menikmati buah di hutan tidak jauh dari Dusun Teluk Aur. Empat foto dari sudut pandang dekat dan dua foto dari sudut wide. Usahanya berhasil membuktikan kebenaran keberadaan Orangutan di lingkungannya, tanpa harus banyak bicara. Ditambah dengan beberapa pertanyaan kapan, dimana, bagaimana, dan sebagainya, cerita Zulkarnaen telah mampu meyakinkan para pendengarnya.
Sebagian orang masih berpendapat bahwa foto sekadar usaha pendokumentasian; memorikan sesuatu yang menarik, yang pantas untuk dikenang. Tentu hal itu ada benarnya. Supliansyah (27), peserta Panda CLICK! dari pondok nelayan Selawati, Sebangau, mengungkapkan kekecewaannya ketika beberapa foto kakek neneknya tidak sengaja terhapus. Padahal, hal tersebut merupakan satu-satunya kesempatan ia merekam sosok-sosok yang ia sayangi itu. “Tidak lama kemudian, mereka meninggal. Kami sama sekali tidak memiliki fotonya”, ungkapnya. Dokumentasi dapat menjadi bukti keberadaan, eksistensi seseorang atau sesuatu. Keberadaan kakek nenek Supliansyah dapat dikenang oleh Supliansyah dan keluarganya. Keberadaan ikan tapah besar dapat menjadi sesuatu yang bisa dikenang dan dibanggakan Irwansyah dan masyarakat Sebangau lainnya.
Namun, kemampuan fotografi tidak sebatas dalam ruang dokumentasi, yang pada akhirnya akan usang disimpan dalam ruangan arsip dan berdebu berpuluh-puluh tahun kemudian, atau terus saja berada di dalam memory card dan akhirnya punah seiring dengan rusaknya benda elektronik itu. Fotografi juga merupakan bahasa, sekaligus melengkapi pembermaknaan kata-kata. Lebih jauh lagi, fotografi dapat menjadi sarana keber-ada-an, eksistensi, seseorang atau masyarakat, yang dalam hal ini adalah masyarakat marjinal (masyarakat yang cenderung terabaikan dalam prioritas pembangunan) jika dipergunakan sesuai substansinya dalam ruang pemaknaan.
Abroorza Ahmad Yusra adalah penulis dan penggiat lingkungan, aktif di Forum Sastra Kalimantan Barat, WWF-Indonesia Program Kalimantan Barat, dan Yayasan Planet Indonesia. Dalam program Panda CLICK!, bersama beberapa penulis lainnya telah berkolaborasi menulis buku “Crystal Eye, Panda CLICK! Kecamatan Bunut Hilir”, dan “Rana Jelundung, Panda CLICK! Nanga Jelundung dan Rantau Malam”. Saat ini bermukim di Pontianak. Dapat dihubungi lewat email [email protected]