PANDA MOBILE DAN BANK SAMPAH PANULISAN AJAK MASYARAKAT PEDULI LINGKUNGAN
Ada satu pemandangan menarik yang akan kita temukan di Perumahan Pesona Griya Asri, Kabupaten Purwakarta. Di salah satu bagian kompleks, kita bisa melihat bangunan unik di mana terdapat botol-botol plastik berukuran 500 ml berisi plastik yang disusun berjajar sebagai pemisah tanaman. Sementara di bawahnya adalah tanah subur dengan tanaman berdaun rimbun. Tak jauh dari situ, tampak tempat pengolahan pupuk organik yang berseberangan dengan kebun yang mengoleksi tanaman cabai hingga pohon rambutan. Itulah sekilas pemandangan Bank Sampah Panulisan, Purwakarta.
Botol-botol berisi plastik yang disusun sebagai pemisah tanaman itu disebut ecobrick. Bank Sampah Panulisan mampu memberikan kehidupan baru bagi sampah plastik sengan mengubahnya menjadi ecobrick. Jadi, sampah-sampah plastik akan tersimpan dan terjaga di dalam botol sehingga tidak perlu dibakar di halaman, menggunung di tempat pembuangan, atau mencemari laut. Selain itu, mereka juga mengubah sampah organik menjadi pupuk yang menyuburkan berbagai tanaman mulai dari bibit hingga menjadi buah.
Pengelola bank sampah di Perumahan Pesona Griya Asri Kabupaten Purwakarta tersebut memulai aksinya sejak 2016 lalu. Sampah merupakan masalah serius yang harus ditangani. Tak cukup hanya dengan membuang sampah pada tempatnya. Pengelolaan sampah juga perlu mendapatkan perhatian khusus. Selain mengurangi penumpukan sampah, bank ini juga menjadi sumber penghasilan masyarakat sekitar, salah satu caranya dengan mengolah sampah organik menjadi pupuk.
Pada hari Kamis (27/02), tim Panda Mobile WWF-Indonesia berkesempatan mengunjungi Bank Sampah Panulisan. Pada kesempatan tersebut, Nono Juarno, pendiri Bank Sampah Panulisan, memaparkan informasi tentang pengolahan sampah organik diolah menjadi pupuk kompos dan sampah plastik menjadi ecobricks. Menurut Nono, proses pengerjaan pupuk kompos memakan waktu kurang lebih satu bulan. Pupuk kompos yang sudah jadi pun dikemas dan dijual seharga Rp5.000,00 per 5 kilogram. "Pupuk organik itu tidak hanya pupuk kandang, tapi sisa-sisa makanan dan dedaunan yang difermentasi menggunakan mesin penghalus selama sekitar satu bulan hingga siap pakai," papar pria berusia 49 tahun itu.
Nono tidak sendiri dalam menjalankan konservasi. Ia memiliki tim dan juga dibantu oleh Forum Perempuan Peduli Lingkungan (FPPL). Bersama tim dan FPPL, ia menerapkan budaya pengelolaan sampah rumah tangga agar tidak terbuang sia-sia.
Kegiatan Panda Mobile WWF-Indonesia di Purwakarta tidak hanya sampai di Bank Sampah Panulisan. Esok harinya, Jumat (28/02), tim Panda Mobile yang didampingi tim Bank Sampah Panulisan kembali mengunjungi Perumahan Pesona Griya Asri untuk menyebarkan pesan konservasi kepada adik-adik PAUD, Bimba-AIUEO, dan R.A. Miftahul Jannah. Kegiatan hari itu adalah menonton video, bermain engklek, dan mewarnai. Adik-adik yang terdiri dari gabungan PAUD dan TK dibagi ke dalam empat kelompok, lalu mulai melakukan kegiatan di pos masing-masing secara bergantian. Sebelum memasuki setiap pos, fasilitator Panda Mobile mengajak adik-adik PAUD dan TK untuk senam A Ram Sam Sam agar lebih semangat. Gerakan yang semakin lama semakin cepat tersebut memecahkan tawa adik-adik peserta dan juga orang tua yang menyaksikan dari belakang.
Pada sesi menonton, adik-adik PAUD dan TK diajak naik ke truk Panda Mobile lalu menyaksikan video berjudul “Quartet at the Crossroads” dan “Pemburu Harimau”. Mereka diajak mengenal spesies-spesies hewan yang ada dalam video sekaligus diajak untuk menyayangi satwa dengan melakukan konservasi lingkungan. Adik-adik PAUD dan TK terlihat antusias dan senang karena mendapat pengalaman baru, menonton video di atas truk Panda Mobile.
Di pos games, adik-adik dikenalkan dengan orangutan dan penyu melalui permainan engklek. Walaupun lompatannya belum sempurna, adik-adik PAUD dan TK tampak riang bergantian menunggu giliran. Setelah semuanya mencoba permainan, fasilitator Panda Mobile menjelaskan fakta-fakta tentang dua hewan tersebut kepada para peserta cilik. Selain itu, fasilitator tak lupa untuk menyampaikan pesan konservasi agar adik-adik PAUD dan TK dapat turut serta melestarikan lingkungan sejak dini. Amanat khusus yang disampaikan tim Panda Mobile kepada peserta terutama terkait sampah plastik. Barang bekas yang terbuat dari plastik harus dibuang ke tempat yang benar untuk kemudian dikelola dengan baik. Sehingga sampah plastik tidak berserakan lalu terbawa sampai laut dan mengancam kehidupan penyu.
Saat berada di pos mewarnai, adik-adik PAUD dan TK diberikan lembar mewarnai bergambar Badak Jawa. Beberapa dari mereka sudah pernah melihat badak Jadi, mereka tahu kalau satwa tersebut memiliki tubuh yang besar dan berwarna abu-abu. Di sela kegiatan, fasilitator memberikan pertanyaan jumlah Badak Jawa yang tersisa. Ternyata, ada satu peserta yang berhasil menebak bahwa jumlah Badak Jawa hanya tinggal puluhan ekor saja. Fasilitator pun melanjutkan dengan menyampaikan pesan yang mengajak adik-adik PAUD dan TK untuk tidak mengonsumsi produk-produk yang berasal dari Badak Jawa. Selain itu, peserta diimbau untuk ikut serta menjaga hutan yang merupakan tempat tinggal badak, dengan cara tidak menggunakan kertas dan tisu berlebihan.
Kegiatan Panda Mobile di Perumahan Pesona Griya Asri Purwakarta hari itu pun berakhir dengan foto bersama fasilitator, adik-adik peserta, tim Bank Sampah Panulisan, ibu-ibu dari FPPL, juga perwakilan Dinas Lingkungan Hidup yang hadir sebagai tamu. “Semoga kita bisa berkegiatan bareng WWF-Indonesia lagi, ya. Misal adanya workshop yang mengundang Pak Nono. Nanti beliau bisa membagikan ilmunya di sini,” ucap Ayu Erna Faridawaty, anggota FPPL Purwakarta, dengan semangatnya kepada tim Panda Mobile.