“THE ROARERS” KUNJUNGI STASIUN LAPANGAN SUBAYANG DAN TAMAN NASIONAL TESSO NILO
Oleh: Natalia Trita Agnika
Dalam kampanye #DoubleTigers pada Global Tiger Day beberapa waktu silam, WWF-Indonesia menggandeng para public figure yang memiliki kepedulian terhadap lingkungan hidup untuk bergabung sebagai "The Roarers". Mereka menggaungkan kampanye #DoubleTigers untuk pelestarian harimau, khususnya harimau Sumatera. Dua di antara sekian banyak “The Roarers” yang terlibat adalah Chicco Jerikho dan Arifin Putra. Mereka berdua berkesempatan mengunjungi Stasiun Lapangan Subayang di kawasan Rimbang Baling dan TN Tesso Nilo.
Kehadiran kedua public figure tersebut dalam rangka menyerahkan secara langsung donasi yang sudah terkumpul melalui kitabisa.com/doubletigers dan adopsi Tiger Papier Mache. Bantuan berupa sebuah piyau diserahkan kepada tim WWF-Indonesia Program Riau, untuk diubah menjadi sebuah floating library (perpustakaan terapung) yang akan digunakan sebagai sarana edukasi lingkungan hidup tentang harimau Sumatera dan air tawar di desa-desa sepanjang Sungai Subayang.
Kesempatan istimewa itu dilaksanakan bertepatan dengan peresmian Laboratorium Alam Air Tawar di Stasiun Lapangan Subayang pada Selasa (15/11) silam. Keberadaan Laboratorium Air Tawar Subayang merupakan hasil kolaborasi WWF-Indonesia dan HSBC yang bertujuan untuk menyediakan serta melindungi sumber air, memberikan informasi dan melakukan edukasi tentang air kepada masyarakat. Chicco Jerikho dan Arifin Putra turut berdiskusi dengan masyarakat dan Forum Masyarakat Subayang. Mereka bahkan berkesempatan untuk melakukan tes air secara langsung di Sungai Subayang dan berinteraksi dengan kelompok perempuan yang mengelola sampah plastik menjadi barang yang berguna. Kelompok ini dibina WWF-Indonesia Program Riau, Freshwater Program. “Saya belajar betapa pentingnya kebersihan air tawar bagi manusia dan satwa. Betapa pentingnya manusia dan satwa belajar untuk hidup berdampingan,” ujar Arifin Putra.
Keesokan harinya, kedua “Roarers” itu mengunjungi Taman Nasional Tesso Nilo untuk mengenal secara lebih dekat upaya konservasi gajah Sumatera yang dilakukan oleh WWF-Indonesia. Chicco Jerikho memang memiliki ketertarikan pada satwa kharismatik gajah Sumatera. Karena itu, ia merasa sangat senang dapat berinteraksi secara langsung dengan satwa tersebut. “Dari satwa, kita bisa belajar ketulusan dan keikhlasan yang sejujur-jujurnya,” tutur Chicco mengungkapkan kesannya berinteraksi dengan gajah. Selain memandikan gajah, Chicco juga memberikan kado ulang tahun berupa pisang untuk gajah bernama Tesso yang berulang tahun ke-9.
Sementara itu, Arifin Putra yang memiliki ketertarikan pada satwa liar dan habitatnya nampak bersemangat ketika menjelajah kawasan Tesso Nilo dan ikut memasang camera trap. Selama di Tesso Nilo, Chicco dan Arifin melihat secara langsung bagaimana tim Flying Squad mengatasi dan mengantisipasi konflik antara gajah dan manusia. “Perjalanan ke Tesso Nilo dan Rimbang Baling benar-benar membuka mata saya akan kekayaan alam dan satwa Indonesia. Kekayaan yang harus dijaga dan dilindungi agar bisa terus membuka mata generasi berikutnya,” ungkap Arifin Putra.