SEKOLAH TAMBAK KE-6 PERKENALKAN PUPUK CASCING, SOLUSI KEBERHASILAN PANEN PEMBUDIDAYA UDANG
Oleh:
- Idham Malik (Aquaculture Officer WWF-Indonesia)
- Zulkarnain (Fasilitator Lokal Program AIP WWF-Indonesia, Pinrang)
Pada akhir September 2016, sebanyak 30 pembudidaya udang meramaikan Kantor Desa Tasiwali’e di Kecamatan Suppa, Kabupaten Pinrang, Sulawesi Selatan. Mereka berkumpul untuk mengikuti Sekolah Tambak ke-6 Kawasan Minapolitan Lowita, Pinrang. Dr. Ir. Khusnul Yaqin, M.Sc., ahli ekotoksikologi Universitas Hasanuddin, menjadi pembicara Sekolah Tambak kali ini. Tema yang diangkat adalah ‘Pencemaran Tambak, Pestisida, dan Khasiat Pupuk Kascing’.
Tema tersebut sesuai dengan kebutuhan para pembudidayayang beberapa kali mengeluhkan gagal panen. Hal ini disebabkan oleh lemahnya daya dukung lahan dan serangan penyakit. Penurunan daya dukung lahan tambak dapat disebabkan oleh empat hal berikut ini:
- Penggunaan pupuk kimiawi secara berlebihan;
- Penggunaan pestisida kimiawi;
- Penggunaan antibiotik yang tidak sesuai dosis; serta
- Penggunaan pakan buatan yang berlebihan, sehingga pada akhirnya mencemari lingkungan.
Pupuk Cascing Sebagai Solusi
Bukan Sekolah Tambak namanya, jika kita hanya berhenti pada masalah. Khusnul Yaqin menawarkan solusi peningkatan daya dukung lahan dengan pemanfaatan pupuk organik plus yang berasal dari bekas cacing (Cascing) atau vermikompos pada lahan tambak.
Pupuk Cascing dirasa tepat menggantikan pupuk kimiawi karena kandungan unsur makro dan mikronya yang lengkap. Kandungan C , N, P, K, Ca, Mg, S, Fe, Mn, Al, Na, Cu, Zn, dan Bo dalam pupuk ini baik untuk pertumbuhan, perbaikan pencernaan, dan imunitas tubuh. Pupuk Cascing juga mengandung hormon pertumbuhan, yaitu giberelin, sitokinin, dan auksin.
Cara pembuatan pupuk kascing sangat mudah, denganbahan-bahan yang dapat diperoleh di sekitar rumah dan lokasi budidaya. Bahan utama adalah cacing tanah kotoran sapi yang sudah dikeringkan selama 2-3 hari, dan pelepah pisang.
Komposisi antara cacing dan medianya yaitu 1:1. Jika cacing yang dipelihara lima kilogram, berarti dalam satu hari cacing memakan dan menghasilkan kotoran juga sebanyak lima kilogram. Sediakan media budidaya dengan jumlah banyak, agar pemeliharaan cacing dapat berlangsung lama dan menghasilkan cascing dalam jumlah banyak pula. Tanda bahwa cacing menyukai media budidaya adalah ketika mereka langsung masuk ke dalam media budidaya tersebut.
Sebagai langkah awal, pupuk cascing dapat dibuat dalam skema kelompok petambak. Setelah itu, terapkan penggunaan pupuk cascing dengan skema tambak percontohan atau demonstrasi plot (Demplot) kelompok. Setiap tahapan budidaya dalam demplot kemudian didiskusikan secara berkala dalam pertemuan rutin kelompok. Ketika cascing telah terbukti mampu memperbaiki kualitas tanah tambak, pembudidaya dapat membuat sendiri dan menerapkannya pada tambak masing-masing.
Dengan memproduksi sendiri pupuk cascing, pembudidaya tidak perlu lagi membeli pupuk kimiawi. Perbaikan lahan tambak pun akan meningkatkan produktivitas budidaya dalam bentuk hasil panen yang jauh lebih banyak dari sebelumnya. Artinya, pupuk cascing adalah solusi peningkatan penghasilan pembudidaya.