ARI MEIDIDIT SANG PELESTARI ORANGUTAN
“Tetap fokus, terus bersabar dan berusaha. Karena kepedulian belum cukup dalam mengungkapkan rasa sayang bagi sesama makhluk hidup.”
Kata-kata di atas menjadi prinsip hidup Ari Meididit dalam upayanya melestarikan alam, khususnya Orangutan.
Ari adalah satu dari sedikit orang yang memilih menghabiskan waktunya tinggal di habitat Orangutan di Taman Nasional Sebangau, Kalimantan Tengah.
Keseharian Ari dipenuhi dengan aktivitas pemantauan petak-petak transek di hutan Punggualas, Kabupaten Katingan, memastikan restorasi lahan gambut berjalan baik, sehingga habitat Orangutan Kalimantan (Pongo pygmaeus) terjaga.
Ia juga memberi penanda di sepanjang sungai jalur masuk ke Stasiun Ekowisata Punggualas. Rambu-rambu itu memberi informasi kepada pengunjung mengenai Orangutan dan jalur-jalur trekking yang tersedia.
“Saya ingin pengunjung bisa mengenal Orangutan dan habitatnya, melihat bahkan terjun langsung membantu kami melakukan riset.”
Menurut Ari, fokus pengembangan ekowisata di Punggualas lebih ditonjolkan pada ekowisata berbasis riset serta kehidupan alam liar lainnya, dengan tujuan menciptakan kesadartahuan bagi para pengunjung dan juga masyarakat lokal sebagai pelaku ekonomi.
Kepeduliannya yang besar terhadap kondisi dan kelestarian Orangutan membuat Ari menekuni dunia riset khusus spesies primata besar ini. Mulai dari perilaku, habitat, hingga sensus persebaran Orangutan digeluti olehnya sampai detik ini.
“Orangutan merupakan hewan endemik yang hanya terdapat di pulau Kalimantan dan Sumatera. Ditambah lagi, habitat serta populasi Orangutan sempat mencapai level terancam punah. Kita harus ambil peran untuk menyelamatkan spesies ini,” pungkasnya.
Ari sudah malang melintang di dunia konsultan yang terfokus pada konservasi Orangutan. Berawal tahun 2004 dan 2005, ia melakukan riset Orangutan di dusun Tuanan, Kecamatan Mentangai, Kuala Kapuas, Kalimantan Tengah, untuk melengkapi syarat menjadi sarjana di Universitas Nasional Jakarta.
Beberapa tahun kemudian, ia kembali melakukan riset tentang Orangutan di dusun Tuanan untuk menyelesaikan studi pascasarjananya. Menggenggam ijasah master, ia bertolak ke Taman Nasional Kutai di Kalimantan Timur untuk membantu melakukan riset Orangutan di sana.
Tahun 2016 akhirnya ia memutuskan untuk bergabung di WWF-Indonesia di lanskap Sebangau-Katingan dan menjadikan Punggualas sebagai tempat kerjanya hingga sekarang.
Populasi dan habitat Orangutan semakin terhimpit oleh alih fungsi lahan yang sering berujung konflik dan mengorbankan Orangutan. Menurut Ari, salah satu yang dapat menjadi upaya pelestariannya adalah dengan mengembangkan potensi ekowisata di area habitat Orangutan, seperti di Punggualas. Ia sangat tertantang dengan ide menjadikan kegiatan wisata berkelanjutan sebagai cara melindungi alam, sekaligus sumber ekonomi masyarakat.
Ari berharap ada keterlibatan pihak-pihak lainnya dalam pelestarian Orangutan, baik masyarakat lokal, organisasi masyarakat madani, bahkan pemerintah setempat diharapkan ikut serta dalam menjaga habitat serta populasi Orangutan di Punggualas, bahkan di Indonesia. Menurut Ari, bila semua pihak turut terlibat dan bertanggung jawab dalam menjaga ekosistem dan kelestarian Orangutan, maka bukan tidak mungkin kita dapat menciptakan masa depan yang cerah bagi alam Indonesia.