EKSPEDISI SAIRERI BERSAMA KM GURANO BINTANG
Oleh: Natalia Trita Agnika
Ada pemandangan yang berbeda di dermaga Serui, Kabupaten Kepulauan Yapen pada Senin (06/06). Pada pagi hari setelah hujan reda dan cuaca mulai cerah, suasana ceria nampak terlihat di sekitar dermaga. Keceriaan itu dibawa oleh KM. Gurano Bintang yang memang memiliki warna ceria dan aneka lukisan satwa laut di lambung kapalnya. Kehadiran kapal monitoring dan edukasi milik WWF-Indonesia di dermaga Serui tersebut dalam rangka Ekspedisi Saireri bersama KM. Gurano Bintang yang akan berlangsung hingga 17 Juni 2016.
Dalam kesempatan tersebut dilakukan upacara pelepasan oleh Wakil Bupati Kabupaten Kepulauan Yapen, Frans Sanadi di hadapan jajaran Muspida dan perwakilan pelajar TK, SD, dan SMA yang ada di Serui. Piter Roki Aloisius dari WWF-Indonesia Program Papua menjelaskan bahwa Ekspedisi Saireri bertujuan untuk mengumpulkan data potensi ekowisata, kelautan, dan kehutanan; mendokumentasikan kondisi sosial ekonomi, budaya, dan potensi ekowisata; serta memberikan pemahaman tentang konservasi melalui pendidikan lingkungan hidup, khususnya kepada siswa sekolah dasar di kampung-kampung daerah tujuan ekspedisi.
Dalam sambutannya, Frans Sanadi berpesan kepada seluruh masyarakat yang ada di Serui, khususnya yang tinggal di kampung-kampung yang akan didatangi oleh tim ekspedisi agar dapat menyambut kedatangan tim dan melakukan kerjasama yang baik supaya berbuah kesuksesan untuk kebaikan bersama. Tifa yang dibunyikan oleh Wakil Bupati Kepulauan Yapen menandai pelepasan KM. Gurano Bintang untuk melakukan Ekspedisi Saireri. Dalam kesempatan terpisah pada malam sebelumnya, Bupati Kepulauan Yapen, Tony Tesar juga menyatakan apresiasinya terhadap Ekspedisi Saireri. “Kami menyambut baik kegiatan ini. Alam butuh kita. Kita harus menjaganya dengan baik. Kondisi Serui (pada khususnya –Red) dan Kepulauan Yapen (pada umumnya –Red) tidak boleh dirusak,” jelas Tony saat menerima tim ekspedisi di kediaman bupati pada (05/06).
Wakil Bupati beserta jajaran pemda juga berkesempatan menaiki KM. Gurano Bintang yang sedang bersandar dan melakukan tur untuk melihat fasilitas yang ada di kapal. Penjelasan tentang ikan hiu paus, teknik menyelam ramah lingkungan, serta aneka modul pendidikan lingkungan hidup diberikan oleh staf WWF-Indonesia yang menjadi anggota tim Ekspedisi Saireri. Selanjutnya, para siswa yang hadir juga melakukan kegiatan di atas KM. Gurano Bintang.
Pelajar kelas X dan XI SMA 2 Serui belajar tentang rantai makanan yang ada di ekosistem pesisir dan laut. Suasana seru nampak ketika fasilitator mengajak bermain dan memberikan pertanyaan. Nico Firman, siswa kelas XI berharap supaya KM. Gurano bintang datang kembali dan memperluas daerah ekspedisinya. “Terima kasih atas kedatangannya di Serui. Kami mendapat banyak manfaat dengan belajar di sini,” ujarnya. Pada saat yang bersamaan, siswa TK Ade Irma Serui diajak mengenal dan mencintai satwa serta lingkungan hidup melalui kegiatan mewarnai.
Rombongan siswa SD Inpres 1 Serui juga tak kalah antusiasnya. Mereka terpesona akan sosok ikan hiu paus atau gurano bintang yang ditampilkan melalui layar televisi. Selain mengenal ikan hiu paus, para siswa tersebut juga belajar tentang ekosistem pesisir dan laut. Mereka juga membaca berbagai modul pembelajaran yang dikembangkan oleh Tim ESD (Education for Sustainable Development) WWF-Indonesia. Tak henti-hentinya buku tersebut dibuka dan dibaca. Bahkan tak sedikit yang ingin membawanya pulang untuk dibaca di rumah.
Kegiatan pendidikan lingkungan hidup yang dilakukan pada acara pelepasan tersebut juga akan dilakukan di kampung-kampung yang menjadi tujuan penelitian Ekspedisi Saireri. Dengan demikian, para guru di kampung tersebut juga dapat menambah wawasan tetang modul pembelajaran terkait lingkungan hidup. Pada Selasa (07/06), KM. Gurano Bintang akan mulai berlayar menuju kampung-kampung sesuai trek penelitian untuk pengumpulan data. Berbagai informasi seputar Ekspedisi Saireri dapat diikuti melalui media sosial dengan tagar #XPDCSaireri.