EKSPEDISI SAIRERI RESMI DITUTUP
Oleh: Natalia Trita Agnika
Setelah melakukan pelayaran sejak Sabtu (04/06) yang lalu, KM Gurano Bintang mengakhiri perjalanannya dalam rangkaian Ekspedisi Saireri pada Selasa (21/06) di Biak. Ekspedisi yang diikuti oleh tim dari WWF-Indonesia, perwakilan aparat pemerintah dari Kabupaten Nabire, Kabupaten Kepulauan Yapen, dan Kabupaten Biak, serta tim media tersebut telah mengumpulkan data pendidikan, sosial budaya, dan potensi sumber daya alam di 11 kampung yang menjadi jalur ekspedisi.
Acara penutupan Ekspedisi Saireri turut dihadiri oleh Wakil Bupati Kabupaten Biak Numfor, Danlanal, Danlanud, Dandim, Wakapolres, para pimpinan SKPD di lingkungan Kabupaten Biak Numfor, Ketua LMA Papua, Pimpinan LSM, dan 300 perwakilan murid SD hingga SMU di Kota Biak. Dalam sambutannya, Benja V. Mambai sebagai acting CEO WWF-Indonesia mengungkapkan bahwa Ekspedisi Saireri ini dilakukan untuk mengawali program di kawasan Taman Nasional Teluk Cendrawasih (TNTC) guna memberikan gambaran awal tentang Teluk Cendrawasih yang memiliki potensi yang luar biasa. “Kami harap dengan intervensi dari WWF, kami dapat melestarikan alam dan sekaligus meningkatkan kesejahteraan masyarakat yang tinggal di sana,” tambahnya. Usai memberikan sambutan, Benja V. Mambai memperkenalkan beberapa staf WWF-Indonesia yang berkarya di Papua.
Salah satu perwakilan SKPD (Satuan Kerja Perangkat Daerah) Kabupaten Biak Numfor, Seitske Krisifu dari Dinas Kehutanan mengungkapkan kesannya selama mengikuti Ekspedisi Saireri. “Ekspedisi ini sangat berkesan karena kami dapat melihat potensi sumber daya alam Padaido secara langsung. Harapannya, potensi tersebut dapat lebih dikembangkan. Terima kasih kepada kepala SKPD yang telah menugaskan kami dan kepada WWF yang telah memberikan kesempatan untuk bergabung dalam tim,” ungkapnya
Ekspedisi Saireri ditutup secara resmi oleh Wakil Bupati Kabupaten Biak Numfor, Herry Ario Naap dengan pemukulan tifa. Herry memberikan apresiasi yang tinggi kepada kapten dan kru KM. Gurano Bintang serta seluruh tim Ekspedisi Saireri yang telah berani mengarungi laut untuk menghimpun berbagai data. “Kiranya ini (data hasil ekspedisi –Red) dapat menjadi sumbangsih tulisan dari masing-masing SKPD untuk menjadi referensi pemda dalam pengembangan sektor pariwisata dan perikanan di Kabupaten Biak Numfor,” harapnya.
Dalam kesempatan tersebut, Wakil Bupati Kabupaten Biak Numfor juga meresmikan pembukaan kantor baru WWF-Indonesia Program Papua Site Biak. Pembukaan kantor ke-31 WWF-Indonesia itu ditandai dengan pemotongan pita. Herry Ario Naap berharap kehadiran WWF-Indonesia di Biak dapat menghadirkan sesuatu yang baik di tanah Papua, khususnya di Kabupaten Biak Numfor. Pihaknya berharap WWF siap untuk diajak bekerja sama terutama untuk melestarikan alam dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Seusai meresmikan Kantor WWF-Indonesia Site Biak, Wakil Bupati Kabupaten Biak Numfor didampingi beberapa pejabat daerah Biak Numfor meninjau KM Gurano Bintang yang sandar di Dermaga BMJ untuk meninjau fasilitas yang ada di kapal monitoring dan pendidikan milik WWF-Indonesia tersebut. Para pelajar yang hadir juga berkesempatan untuk naik ke atas kapal. Selain melihat-lihat kapal, mereka mendapatkan berbagai pengetahuan tentang lingkungan hidup dan dapat mencoba peralatan selam yang digunakan selama Ekspedisi Saireri berlangsung.