PES ATAU (A)PES?
Oleh: Ignatia Dyahapsari (WWF-Indonesia)
Waktu yang akan kami habiskan di atas Kapal Menami cukup panjang. Total pelayaran mencapai kurang lebih sepuluh hari. Sepertinya, teman-teman pria kami sudah memiliki rencana sendiri untuk menghibur diri.
Pada hari pertama pelatihan dalam awal #XPDCSULTRA, saya melihat Evi (WWF-Indonesia) dan Opik (Taufik Abdillah, WWF-Indonesia) menyambut Yuli (Syarif Yulius, WWF-Indonesia) dengan wajah sumringah. Pertanyaan pertama yang mereka ajukan adalah, “Dapet nggak Yul titipan kita?” dengan tatapan penuh kode ke Yuli.
“Iya, dapet kok, dapet!” Yuli menjawab dengan senyum.
Saya pun penasaran, apa yang sedang mereka bicarakan. Yuli lalu memberikan sebungkus kantong kresek hitam. Sewaktu ditanya ke Opik, jawabannya, “Biasalah, urusan laki-laki.”
Suatu malam, setelah beberapa hari pengambilan data dan tentunya setelah menghabiskan waktu cukup lama berada di atas Menami, Evi kegirangan menyalakan televisi. Saya hendak turun ke ruang makan untuk mengambil barang, ketika Opik menghentikan saya. “Ri, titip yang di kantong kresek hitam!” katanya, meminta tolong ambilkan barang sekalian jalan.
Saya bertanya kembali, “Emang apaan sih isinya?”
“Stick PS (PlayStation)!” jawab Opik pada akhirnya.
Ternyata selama ini, “urusan laki-laki” mereka dengan Yuli adalah stick PS untuk menghibur diri di kapal. Saat itu pula, TV sudah dinyalakan dan Evi sedang menatap layar PES (Pro Evolution Soccer) sambil tertawa. Ruang TV pun menjadi sangat ramai dipenuhi teriakan dan tawa Evi, Angga (Reef Check Indonesia), Jibriel (Reef Check Indonesia), dan Opik.
“Ini dia nih!” seru Opik bersemangat sambil mengeluarkan stick PS. Lagi-lagi Evi, Jibril, Angga, dan Yuli meramaikan ruangan.
Namun, suasana berubah seketika saat Opik kemudian berteriak, “Wah, ini mah stick PS untuk colok ke PS!”
Satu ruangan tertawa terbahak-bahak melihat wajah Evi dan Opik yang kecewa.
Ternyata, yang dipesan dan seharusnya dibeli adalah stick PS yang bisa disambungkan ke laptop karena tidak ada alat PS-nya. Yuli yang membeli pun angkat bicara, “Itu susah tuh nyarinya, udah muter-muter ga nemu padahal.”
Yang lebih menyedihkan lagi adalah, Evi baru saja menginstal PES tersebut ke laptopnya pagi hari demi main malam itu. Ternyata, rencana menghibur diri pun gagal. Keriaan di kapal yang antiklimaks.