RAFFLES CHRISTIAN SCHOOL KELAPA GADING GAUNGKAN PESAN PELESTARIAN GAJAH SUMATRA
“Save the elephant! Save the elephant!” seru puluhan siswa Raffles Christian School Kelapa Gading yang meramaikan Jalan Arteri Kelapa Gading, Senin pagi, 21 April 2025. Hari itu, mereka berjalan berbaris mulai dari gerbang sampai masuk kembali ke dalam sekolah sambil terus mengulangi ajakan untuk turut melindungi Gajah Sumatera kepada orang-orang di sekitarnya. Rombongan pelajar tersebut semakin menarik perhatian masyarakat sekitar dengan kostum bertema satwa dan poster bertuliskan pesan lingkungan.
Menurut Student Council President Raffles Christian School Kelapa Gading, Elena Gabriella Jap, kegiatan parade merupakan upaya untuk meningkatkan kesadaran di luar kelas. “Poster dan spanduk kami memastikan bahwa setiap orang yang menghadiri acara tersebut memahami dengan tepat apa yang kami perjuangkan,” katanya.
Parade siswa Raffles Christian School Kelapa Gading hari itu merupakan bagian dari Impact Fest 2025: Saving the Sumatran Elephant, program tahunan sekolah yang diselenggarakan untuk merayakan Hari Bumi, Hari Kartini dan Paskah. Impact Fest 2025 yang diselenggarakan Raffles Christian School Kelapa Gading merupakan aksi nyata yang dilakukan pihak sekolah yang telah memiliki kesadaran akan pentingnya pelestarian lingkungan. Harapannya setiap bagian, setiap langkah, setiap koin yang dimasukkan ke dalam toples akan berarti untuk upaya perlindungan alam. “Pada hari itu (Impact Fest 2025), sekolah tidak hanya mengajarkan kita fakta, tetapi juga menanamkan sesuatu yang jauh lebih abadi: tanggung jawab. Jika kita, generasi mendatang, tidak bersuara untuk gajah sumatra ini, siapa lagi yang akan bersuara?” kata Head of Marketing, Social Media and Fundraising, Louisha Alinrie Djajadi.
Pada Impact Fest kali ini, Raffles Christian School Kelapa Gading kembali berkolaborasi dengan Yayasan WWF Indonesia (WWF-Indonesia). Dari kegiatan tersebut, pihak sekolah berharap dapat meningkatkan kesadaran pelajar tentang pentingnya perlindungan gajah, serta menumbuhkan dana mengembangkan tanggung jawab siswa terhadap lingkungan. Selain itu, pihak sekolah juga ingin siswa terlibat dalam pengalangan dana untuk mendukung proyek konservasi.
Selain parade, rangkaian acara Impact Fest 2025 juga dilengkapi dengan sesi edukasi dari ahli lingkungan WWF-Indonesia yang bercerita tentang Berbagi Ruang kepada semua siswa. Kampanye tersebut menyuarakan akan pentingnya hak dan ruang hidup satwa sehingga dapat berdampingan dengan manusia. “Mengapa satwa liar perlu ruang? Karena mereka butuh rumah yang nyaman untuk mencari makan dan migrasi. Namun, interaksi negatif terjadi ketika satwa liar masuk ke lahan pertanian masyarakat,” kata Head of Forest and Wildlife Program in Sumatra, WWF-Indonesia, Dede Hendra Setiawan. Namun, semua orang bisa menjadi bagian dari solusi dengan meningkatkan kesadaran melalui edukasi mendukung kebijakan yang berpihak pada konservasi, terlibat dalam inisiatif lokal.
Di luar ruang, siswa tingkat taman kanak-kanak juga bermain di truk edukasi Panda Mobile. Para pelajar cilik diajak bermain engklek, lempar bola ke ember sampai menonton film sambil belajar mengenal berbagai satwa liar dan habitatnya. Melalui kegiatan ini, siswa belajar cara sederhana menjaga lingkungan seperti membuang sampah pada tempatnya.
Menurut Assistant Secretary and Main Committee for WWF-Indonesia Impact Fest 2025, Ethan Luke Gunawan, kolaborasi dengan WWF-Indonesia telah membuatnya sadar bahwa isu kepunahan gajah adalah sesuatu yang serius. “Semakin banyak yang kita ketahui, semakin kita peduli—dan semakin kita terdorong untuk melindungi apa yang penting,” katanya.
Tidak hanya Ethan, Komite Impact Fest, Shervon Yak juga menyadari bahwa upaya mengembalikan habitat gajah sumatra bukan hanya demi kelangsungan hidup satwa itu sendiri, tetapi juga demi kelestarian hutan. “Waktunya untuk bertindak adalah sekarang—sebelum keheningan menggantikan terompet mereka (gajah) selamanya," kata Shervon.
Usai kegiatan, seorang pelajar kelas 4 sekolah dasar Raffles Christian School Kelapa Gading, Karen Emily Sulistyo mengungkapkan kesan positif menjadi bagian dari perjalanan hari itu. “Saya merasa benar-benar terinspirasi dan bersyukur bisa menjadi bagian dari parade dan acara penggalangan dana untuk menyelamatkan gajah sumatra. Melindungi makhluk cantik ini berarti melindungi masa depan kita juga, dan saya bangga mendukung misi ini,” ujarnya.
Jika Karen menyampaikan kesan terbaiknya, Juliana, salah satu orang tua murid membagikan sudut pandangnya terkait acara ini. “Menghadiri acara WWF-Indonesia (dan sekolah) bersama anak saya sungguh membuka mata. Melihat kepedulian mereka terhadap gajah sumatra mengingatkan saya betapa pentingnya mengajarkan konservasi kepada generasi mendatang. Saya bangga menjadi salah satu sponsor,” katanya.
Tak ketinggalan, perwakilan sponsor lainnya, Cindy dari Noya Thai Grill & Hotpot juga menyampaikan harapannya yaitu agar lebih banyak orang mulai menyadari urgensi kepunahan satwa liar dan menanggapinya dengan empati yang lebih besar. “Saya bersyukur kami memiliki kesempatan untuk mengambil bagian dalam gerakan ini dan berkontribusi,” katanya. Dia lalu mengajak agar semua orang juga melakukan aksi nyata seperti Raffles Christian School Kelapa Gading. “Mari kita lestarikan kisah mereka—sebelum terlambat,” tutupnya.