WORLD ANIMAL DAY: TAK KENAL MAKA TAK SAYANG
Oleh: Natalia Trita Agnika
Ungkapan “Tak Kenal Maka Tak Sayang” sering kita dengar. Memang, untuk menumbuhkan rasa sayang dan kepedulian terhadap sesuatu, terlebih dulu kita harus mengenalnya. Demikian halnya kepedulian dan rasa sayang terhadap satwa. Ada begitu banyak pemilik binatang piaraan yang sangat menyayangi binatang piaraannya tersebut dan merawatnya dengan sepenuh hati karena mereka telah mengenalnya dan menganggapnya sebagai sahabat.
Lalu bagaimana dengan satwa yang hidup di alam liar? Habitat mereka yang jauh dari masyarakat urban menjadikan kita sulit untuk mengenalnya. Informasi yang minim membuat kita kurang mengetahui kondisi mereka dan bahkan tak peduli dengan keberadaannya. Padahal, beberapa jenis satwa kondisinya memprihatinkan, terancam punah, bahkan kritis. Sebagai contoh, orangutan Sumatera dan orangutan Kalimantan, badak Jawa, gajah Sumatera, harimau Sumatera, dan penyu.
WWF-Indonesia melalui media penyampai pesan konservasi, Panda Mobile dan Bumi Panda berusaha mengenalkan satwa-satwa tersebut kepada publik dari segala usia maupun kalangan. Berbagai cara dilakukan supaya publik makin kenal dan akhirnya peduli terhadap kelestarian satwa tersebut. Beberapa caranya adalah melalui dongeng, film, permainan, maupun diskusi.
Dalam sebuah permainan engklek yang dikembangkan oleh Panda Mobile, anak-anak dapat mengenal orangutan yang habitat aslinya di belantara Sumatera dan Kalimantan. Mereka jadi tahu tentang makanan orangutan, perbedaan antara orangutan Sumatera dan orangutan Kalimantan, serta peranan orangutan bagi ekosistem. Tak hanya itu, melalui permainan tersebut, mereka tahu bahwa orangutan juga membantu pertumbuhan pohon baru. Melalui perilakunya yang sering mematahkan dahan pohon dan mengambil daun-daunan ketika makan atau membuat sarang, bagian atas pohon menjadi terbuka. Hal ini akan membuat sinar matahari dapat menyeruak hingga ke permukaan tanah. Pohon-pohon kecil pun akan mendapat sinar matahari dan tumbuh dengan cepat.
Dalam sebuah diskusi di Bumi Panda, para mahasiswa jadi mengetahui bahwa badak merupakan satwa yang memiliki jasa penting untuk memelihara kualitas hutan. Melalui cara makannya sebagai satwa “browser” (pemakan semak dan pucuk dedaunan), badak membantu mengurangi pemanasan global. Ya, itu karena pucuk daun baru yang tumbuh akan menyerap karbondioksida lebih banyak dibanding pucuk daun yang tua.
Hari ini (04/10), dunia memperingati World Animal Day. Kita diingatkan bahwa berbagai satwa memiliki hak hidup, perlu diperhatikan, dan dijaga kelestariannya. Publik juga diajak untuk turut menjaga habitat para satwa tersebut. Perayaan global World Animal Day mengingatkan kita bahwa setiap satwa memiliki peranan secara ekologi dan memberikan dampak bagi kehidupan manusia.
Sudahkah kita mengenal mereka? Rasa sayang dan peduli terhadap satwa akan tumbuh bila kita mengenal mereka. Mari menjadi SAHABAT SATWA sebagai cara untuk mengenal dan bukti rasa sayang kita.
HAPPY WORLD ANIMAL DAY